DONYANEWS, Banda Aceh — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, menerima kunjungan pengurus Komunitas Aceh Bergerak di ruang kerjanya, Jumat (17/3/2023).
Di antara pengurus Aceh Bergerak yang hadir di antaranya, Ambia Dianda, Eva Hazmaini, dan Teuku Zulfan.
Dalam kesempatan itu, Farid berdiskusi terkait potensi kreatif anak muda khususnya di Kota Banda Aceh. Menurut Farid, anak-anak muda sangat berpeluang mengembangkan bakat dan minat mereka secara produktif berdasarkan potensi kreativitas masing-masing. Salah satunya seperti yang dilakukan Aceh Bergerak yang fokus di bidang visual kreatif.
Farid mengatakan, Banda Aceh saat ini memiliki bonus demografi, dengan kondisi anak-anak muda dari generasi milenial mendominasi penduduk di ibu kota Provinsi Aceh. Oleh karenanya, pemuda juga perlu berperan dan terlibat dalam kemajuan kota Banda Aceh.
“Ide kreatif yang positif anak muda pelopornya, mereka harus diberi kesempatan dan kreativitasnya untuk berkontribusi dan berkolaborasi dalam pembangunan khususnya di Banda Aceh,” kata Farid.
Ketua DPD PKS Banda Aceh ini juga mengutarakan, Banda Aceh memiliki nilai historis dan warisan budaya yang sangat banyak. Hal itu dapat dilihat dari beberapa heritage berupa peninggalan bangunan dan situs, sehingga Banda Aceh menjadi salah satu kota pusaka di Indonesia yang berusia ratusan tahun.
Jika segala potensi tersebut dapat dikemas secara visual, tentunya akan menghasilkan karya sekaligus sumber pengetahuan yang dapat menggugah motivasi generasi muda. Dengan melirik masa lalu maka itu dapat menjadi suatu pengetahuan dan membangkitkan semangat untuk masa depan.
“Banda Aceh harus dapat menawarkan sesuatu yang inovatif yang dapat menggugah atau membangkitkan daya tarik orang lain yang berkunjung ke sini. Nah, ini bisa dilakukan oleh teman-teman di komunitas Aceh Bergerak dengan berkreasi dan berkolaborasi bersama pemerintah,” ujarnya.
Farid berharap, anak muda harus memiliki kebanggaan tersendiri dengan karya, apalagi Banda Aceh memiliki sejarah yang hebat di masa lampau.
“Visualisasi dan literasi itu bisa dilakukan oleh para pemuda, karena sejatinya kehebatan masa lalu harus mampu memotivasi agar lebih bisa bergerak di masa yang akan datang,” katanya.
Sementara itu, salah satu anggota Komunitas Aceh Bergerak, Teuku Zulfan, mengajak anak-anak muda untuk menjadikan Banda Aceh sebagai pusat kota kreati, sekaligus mendukung pembangunan lewat karya dan produktivitasnya.
“Kita berharap Banda Aceh menjadi kota kreatif, ramah wisatawan, yang dapat melibatkan para pemuda yang kreatif dan produktif terhadap karyanya, tentunya dengan penguatan kolaborasi anak muda dan Pemerintah Kota Banda Aceh,” kata Zulfan.
Hal senada juga disampaikan pengurus Aceh Bergerak, Eva Hazmain. Ia berharap komunitas Aceh bergerak bersama DPRK dan Pemko Banda Aceh dapat saling bersinergi dalam kegiatan capacity building bagi anak-anak muda, seperti pelatihan, khususnya di bidang multimedia.
“Kita yang bergerak di bidang multimedia siap untuk berkolaborasi dengan DPRK dan Pemerintah kota Banda Aceh membangun kapasitas pemuda agar lebih kreatif,” pungkasnya.