DONYANEWS, Idi – Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan Medco E&P Malaka bekerjasama dengan Program Studi Teknik Geologi Universitas Syiah Kuala melaksanakan kegiatan “field study of North Sumatra Basin: Peureulak Traverse”.
Ini sebuah pendekatan menarik dalam mengidentifikasi potensi migas melalui pendekatan sains dengan mengunjungi dan mengamati langsung fakta-fakta di lapangan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 9-10 Maret 2023 di wilayah Peureulak, Aceh Timur dan sekitarnya. Rombongan mengunjungi sebanyak enam titik penting dalam perjalanan seperti Bohorok FM, Bampo FM, Peutu FM, Lower Baong FM, Keutapang FM dan Seureula FM untuk melihat karakteristik batuan di setiap formasi dan lingkungan pengendapannya.
Kegiatan ini diakhiri dengan Petroleum System Class yang membahas mengenai North Sumatra Basin berdasarkan studi literatur terdahulu dan diskusi mengenai hasil pengamatan selama kegiatan Fieldtrip tersebut. Turut hadir Awang Harun Satyana, salah satu pakar geologi dan migas ternama di Indonesia yang memberikan pemaparan mengenai teori dan data di lapangan.
Fieldtrip atau kegiatan studi di lapangan merupakan salah satu aktivitas yang umum dilaksanakan oleh pegiat migas untuk mengidentifikasi potensi migas dengan pendekatan sains berdasarkan fakta-fakta yang dijumpai di lapangan.
Kepala Divisi Eksplorasi dan Eksploitasi BPMA, Ibnu Hafizh menyebutkan kegiatan tersebut dirancang khusus untuk menggabungkan antara teori dan praktik di lapangan. Sehingga gambaran terkait potensi migas yang ditemukan dapat dipahami secara utuh.
“Kegiatan ini menunjukkan gambaran singkapan bantuan yang berada diatas permukaan sebagai analog untuk kondisi dibawah permukaan. Hasil dari kegiatan tersebut dapat menentukan strategi eksplorasi berikutnya,” ujar Hafizh.
Kegiatan field study of North Sumatra Basin: Peureulak Traverse diisi dengan agenda berupa pengamatan dan pengambilan sampel batuan di beberapa titik stopsite serta interpretasi kemenerusan potensi migas pada formasi batuan dalam stratigrafi North Sumatra Basin.
Hafizh berharap dengan terselenggaranya kegiatan bersama field trip ini dapat meningkatkan sinergi antara pihak akademisi, regulator dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam memajukan industri migas di Provinsi Aceh.
“Kolaborasi dan koordinasi merupakan elemen penting dalam menjalankan dan memajukan industri hulu migas di Aceh,“ pungkasnya.