DONYANEWS, Medan — Sedikitnya 38 wartawan di Sumatra Utara dan Aceh mengikuti Seminar Literasi Media dan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Medan dari 2-4 Februari ini. Kegiatan ini digelar Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) Jakarta bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan.
Direktur Eksekutif LPDS, Hendrayana, dalam sambutannya ketika membuka acara tersebut mengatakan, selama dua hari ini, peserta akan dibekali materi hukum pers, UU ITE, dan Kode Etik Jurnalistik serta materi lain pada pra UKW nanti.
“Penerapan Kode Etik Jurnalistik menjadi penting di era media konvergensi sebagai tanggung jawab kita kepada audiens,” ujar pria yang akrab disapa Kang Hendra ini.
Kang Hendra menyebutkan, mengajak masyarakat, khususnya kalangan muda, untuk bijak menggunakan media sosial agar tidak terjerat Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
“Kita harus hati hati dalam membuat narasi atau konten di medsos. Karena banyak kasus yang muncul belakangan jika ada pihak yang berasa keberatan dengan konten yang di-posting karena dinilai mencemarkan nama baik atau mengandung SARA,” katanya.
Dia mengatakan, dewasa ini media sosial memang sudah menjadi kebutuhan dan penggunanya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
Bukan hanya pribadi yang menggunakan media sosial, namun perusahaan-perusahaan besar juga sudah menggunakannya untuk mempromosikan produk mereka.
Di Indonesia sendiri pengguna aktif media sosial tercatat sebanyak 191 juta orang. Sebanyak 74 persen penggunanya adalah kalangan muda yang rata-rata berusia 19-34 tahun.
“Sekali lagi kita harus bijak berkeluh kesah dalam bermedsos. Siapapun bisa kena UU ITE. Intinya kita harus hati hati, harus cek dan ricek sebelum mem-posting konten jangan sampai menyinggung orang lain,” katanya.
Ditempat yang sama, Pembantu Ketua I STIK-P Austin Tumengkol SSos M.IKom, menjelaskan Seminar Literasi tersebut melibatkan 100 wartawan, pengusaha media, dan mahasiswa.
“Selain wartawan, juga diikut kalangan mahasiswa dari beberapa universitas, pemilik media, dan pengamat pers,” katanya.
Austin menyatakan STIK-P siap bekerja sama dengan LPDS untuk meningkatkan kapasitas wartawan. Apalagi sekolah tinggi yang didirikan oleh Hj Ani Idrus yang juga tokoh pers nasional dan pendiri Harian Waspada itu memang dimaksudkan untuk mendorong wartawan lebih profesional.
Dikatakan, untuk UKW menghadirkan sejumlah pemateri serta pengajar dari LPDS Priyambodo RH, AA. Ariwibowo, Lahyanto Nadie, Lestantya R Baskoro, Maria D. Andriana, Sri Mustika dan Maskur Abdullah.
“Alhamdulillah, kegiatan literasi dan UKW ini cukup bermanfaat bagi kita wartawan. Ini menjadi modal dalam meningkatkan sumber daya dan profesionalisme kita,” ungkap Cut Nauval, peserta dari Aceh. []