Cajupach, Inovasi Minyak Angin Berbasis ‘Green Chemistry’

DONYAPOST, Jakarta – Inovasi minyak angin aromaterapi Cajupach dari Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil menembus babak grand final Greenovate Startup Accelerator 2025.

Produk ini menyisihkan lebih dari 60 startup dari seluruh Indonesia dan masuk jajaran empat besar terbaik nasional di bidang green chemistry.

Ajang bergengsi yang digelar Universitas Pertamina bersama Yale University dan UNIDO itu akan mempertemukan Cajupach dengan tiga finalis lainnya—Legend Tren Internasional, Aqubeta, dan KLH Bioreactor—pada Grand Final Greenlink Oktober mendatang.

Cajupach Medicated Aromatherapy Oil merupakan hasil hilirisasi riset multidisiplin di USK. Berbahan dasar minyak kayu putih dan minyak nilam berkualitas tinggi, produk ini diolah menjadi minyak angin beraroma harum, segar, dan menenangkan, berbeda dengan produk herbal lain yang kerap menyengat.

Menurut peneliti Cantika Dwi Riski, keunikan Cajupach lahir dari kolaborasi lintas ilmu, mulai dari kimia organik hingga ekonomi. “Kolaborasi ini memadukan aspek ilmiah, inovasi, dan keberlanjutan bisnis,” jelasnya.

Capaian ini menegaskan bahwa penelitian kampus tidak berhenti di laboratorium, melainkan mampu menjawab kebutuhan pasar.

“Keberhasilan Cajupach merupakan tonggak penting hilirisasi riset Universitas Syiah Kuala. Inovasi berbasis green chemistry mampu memberikan solusi nyata sekaligus mendukung industri berkelanjutan,” tambah peneliti tim, Dewi.

Dengan prestasi tersebut, Cajupach menjadi bukti daya saing global riset USK serta komitmen kampus dalam mendukung pembangunan ekonomi hijau di Indonesia.