Museum HKL Punya Potensi Besar untuk Pemajuan Budaya dan Wisata

Visual Desain Museum HKL

DONYAPOST, Banda Aceh — Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I Aceh, Piet Rusdi, S.Sos, bersama Tim Pengembangan Museum BPK Wilayah I Aceh, melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan Museum Harun Keuchiek Leumiek (HKL) di Gampong Lamseupeung, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh.

Dalam kunjungan tersebut, BPK Wilayah I Aceh memberikan apresiasi tinggi atas kemajuan pembangunan gedung museum yang dinilai megah, representatif, dan sarat nilai seni budaya Islam yang penting bagi masyarakat Aceh maupun Indonesia.

“Kami sangat berterima kasih kepada Tgk. H. Muhammad Kamaruzzaman, SE, beserta keluarga. Kehadiran Museum Seni Islam pertama di Aceh dengan koleksi yang sangat lengkap ini menjadi dorongan semangat bagi kami sendiri. Koleksi peninggalan almarhum Haji Harun Keuchiek Leumiek adalah khazanah yang sangat berharga bagi bangsa,” ujar Piet Rusdi.

Ia menambahkan, lokasi museum sangat strategis karena berada dalam kompleks Masjid Keuchiek Leumiek dan di tepi Sungai Krueng Aceh — kawasan bersejarah penting bagi Aceh.

“Hamparan taman museum di tepi sungai ini nantinya akan menjadi tempat pameran dan berbagai event budaya nasional. Saat ini BPK sedang mensosialisasikan pemanfaatan Daerah Aliran Sungai (DAS) guna mendukung kemajuan budaya dan pariwisata Aceh,” jelasnya.

Lebih lanjut, Piet Rusdi menyatakan pihaknya akan melaporkan perkembangan pembangunan Museum HKL kepada Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian Kebudayaan RI. Pemerintah, katanya, siap berkolaborasi dalam registrasi koleksi serta pengembangan teknologi museum ke depan.

Tahap pembangunan

Sementara itu, Pendiri sekaligus Pemilik Museum Harun Keuchiek Leumiek, yang juga Ketua Pembina Yayasan Harun Keuchiek Leumiek, Tgk. H. Muhammad Kamaruzzaman, SE (Tgk. H. Memed), menyampaikan terima kasih atas kunjungan Kepala BPK Wilayah I Aceh beserta tim yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan.

“Kami sangat mengharapkan dukungan penuh dari BPK Wilayah I Aceh agar Museum HKL dapat berkembang secara berkelanjutan. Insya Allah, museum ini diperkirakan akan mulai beroperasi resmi pada tahun 2026,” ujarnya.

Menurut Tgk. H. Memed, saat ini proses registrasi dan penataan koleksi tengah berlangsung. Koleksi sejarah dan budaya akan ditempatkan di lantai I dan II, sedangkan lantai III akan difungsikan sebagai aula besar, ruang digital interaktif, ruang rapat, dan ruang tamu.

“Museum ini sepenuhnya dibangun dengan anggaran pribadi sebagai persembahan untuk masyarakat. Museum HKL bukan sekadar tempat penyimpanan benda kuno, tetapi juga pusat pengembangan budaya masa lalu dalam konteks kekinian. Kami mohon doa dan dukungan masyarakat Aceh agar pembangunan berjalan lancar,” pungkas Tgk. H. Memed, yang didampingi putra-putranya Muhammad Zawir Ghivari dan Muhammad Kasfil Azhim sebagai pengurus museum nantinya.

Kunjungan tersebut turut dihadiri oleh Tim Pengembangan Museum BPK Wilayah I Aceh, pengurus Yayasan Harun Keuchiek Leumiek, keluarga besar almarhum H. Harun Keuchiek Leumiek, serta pengurus Museum HKL. []