DONYAPOST, Banda Aceh — Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof Dr Mujiburrahman MAg mengaku sempat ditelepon Inspektur Jenderal Kemenag Dr Faisal Ali Hasyim SE MSi terkait pengiriman 13 mahasiswa ke Jerman.
“Saya di telepon Itjen menanyakan masalah 13 mahasiswa yang kita kirim ke Jerman. Beliau cek apa ada kaitannya kasus TPPO yang sedang heboh,” ujar Prof Mujib kepada pekerja media, Rabu (3/4/2024) malam di Banda Aceh.
Rektor menjelaskan, Itjen Faisal saat ini sedang menjalani ibadah umrah di Mekkah, Arab Saudi. Namun, Prof Mujib menjelaskan, pengiriman 13 mahasiswa yang dikirim ke Jerman ini berbeda dengan kasus mahasiswa yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus program magang di Jerman.
Kasus ini bermula dari laporan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jerman yang mendapat aduan dari empat orang mahasiswa setelah mengikuti program Ferienjob di Jerman. Mereka mengaku dieksploitasi dan dipekerjakan secara ilegal.
KBRI Jerman lantas melakukan pendalaman hingga diketahui ada sekitar 33 universitas di Universitas yang menjalankan program Ferienjob ke Jerman. Sejauh ini diketahui para mahasiswa tersebut diberangkatkan oleh tiga agen tenaga kerja di Jerman.
Seperti diketahui, UIN Ar-Raniry Banda Aceh mengirimkan sebanyak 13 mahasiswa untuk mengikuti program belajar di Jerman selama 12 hari. Mereka belajar di Jerman, yaitu Universitas Albert Ludwigs Freiburg dan Universitas Goethe Frankfurt yang akan mulai 8-19 April 2024.
Prof Mujib, mengatakan, program ini bagian dari kerja sama yang telah terjalin antara UIN Ar-Raniry Banda Aceh dengan Layanan Pertukaran Akademik Jerman (Deutscher Akademischer Austauschdienst – DAAD).
Dijelaskan, organisasi non-profit ini bertujuan utama untuk mendukung pertukaran ilmiah dan penelitian internasional, yang berkontribusi pada pengembangan akademik dan kultural antara Jerman dan negara-negara mitra.
Rektor menaruh harapan besarnya pada mahasiswa yang terpilih dalam program pertukaran ini.
Ia menekankan pentingnya menjaga nama baik almamater serta memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan wawasan global, mendapatkan pengalaman baru, memahami keragaman budaya, dan keterampilan yang relevan di era digital saat ini.
Menurutnya, program ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar negeri, tetapi juga memperluas jaringan kerja sama internasional UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing universitas di kancah internasional serta memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kualitas pendidikan dan penelitian.