Berita  

Raker PPTIM Tetapkan Sederet Program Kerja untuk Aceh

DONYANEWS, Jakarta – Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PPTIM) menggelar rapat kerja untuk menetapkan program kerja yang akan dijalankan dalam periode kepengurusan 2022-2026. Raker berlangsung di Aula Masjid Baiturrahman, Kompleks DPR-MPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (18/5/2023).

Raker PPTIM bertajuk “Tema Transformasi Taman Iskandar Muda untuk Aceh Mulia” dihadiri para Dewan Kehormatan, Dewan Penasihat, Majelis Mufakat, hingga pengurus badan dan bidang PPTIM. Turut hadir pula perwakilan pengurus cabang TIM, organisasi lokal, dan sektoral dalam lingkungan Taman Iskandar Muda, organisasi induk paguyuban Aceh di Jabodetabek.

Seremonial raker dibuka oleh Ketua Dewan Kehormatan PPTIM, Dr. Mustafa Abubakar. Pemimpin sidang terdiri dari Ridwan Nyak Baik, Muslim Armas, Yusra Huda, Iskandar Zamzami, dan Teuku Iskandar Jakfar.

Ketua Panitia Raker PPTIM, Iskandar Zamzami mengatakan bahwa program kerja yang disusun harus merujuk pada visi, misi, serta anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PPTIM.

“Apa yang sudah baik dari periode sebelumnya bisa kita teruskan, yang kurang kita tambahkan dengan program-program baru. Kita berharap pengurus periode ini bisa meninggalkan legacy yang baik,” ujar Iskandar.

Ketua Umum PPTIM, Muslim Armas mengatakan bahwa pengurus badan dan bidang di PPTIM sudah menyusun program kerja yang sangat bagus dan sudah dibahas sebelumnya dalam pra raker. Sedangkan raker ini menetapkan mana yang diprioritaskan untuk dijalankan terlebih dulu.

“Saya yakin kalau semua program yang kita tetapkan ini bisa dijalankan dengan baik, maka akan terwujud transformasi Taman Iskandar Muda untuk Aceh mulia,” kata Muslim.

Muslim mengatakan meski raker baru digelar hari ini, pengurus PPTIM periode kali ini sudah bekerja sejak dibentuk pada Oktober 2022. Di antaranya membantu menangani belasan jamaah korban penipuan umrah asal Aceh yang telantar di Bogor pada awal tahun ini.

Kemudian membantu pemulangan warga asal Langsa yang meninggal dunia di Depok, Jawa Barat dan tak ada keluarganya. “Keluarganya minta dipulangkan ke Aceh, kita bantu pulangkan ke Aceh,” ujar Muslim.

Baru-baru ini pengurus PPTIM juga membantu advokasi kasus pemerkosaan ibu muda asal Kota Lhokseumawe oleh pria yang mengaku polisi di Pademangan, Jakarta Utara. Korban dibantu pendampingan hukum, penanganan psikologis, dan pengungkapan kasus ke media agar kasusnya lebih serius ditangani penyidik.

“Alhamdulillah setelah kita ungkap kasusnya ke media, pelaku tertangkap,” ujar Muslim.

PPTIM periode ini juga sudah menggagas terbentuknya Aceh Business Forum, organisasi perkumpulan pengusaha Aceh baik yang di Aceh maupun nasional. Pertemuan pertema sudah digelar di Kantor PT Trans Continent milik pengusaha Ismail Rasyid di Gampong Beurandeh Krueng Raya, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, pada 2 Mei 2023.

“Ada seratus lebih pengusaha berkumpul,” kata Muslim.

Nantinya Aceh Business Forum akan dideklarasikan secara resmi di Jakarta dan diharapkan bisa berkontribusi dalam membangkitkan ekonomi di Aceh serta mendorong hadirnya investasi.

Program kerja PPTIM kali ini, kata Muslim, diditekankan bukan hanya bermanfaat untuk kemajuan organisasi dan menjadikan TIM lebih mandiri serta jadi rumah besar bagi masyarakat Aceh di perantauan.

“Kita ingin Taman Iskandar Muda bisa bermanfaat luas bagi masyarakat Aceh khususnya, dan Indonesia pada umumnya.”

Di antaranya program kerjanya adalah akan menggelar event-event yang bisa mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif Aceh di Jakarta seperti Aceh Expo, pameran produk-produk UMKM Aceh, kuliner Aceh, pagelaran seni budaya Aceh, dan lainnya.

Kegiatan tersebut nantinya diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Aceh serta mendatangkan investasi. Di sisi lain, produk-produk unggulan Aceh bisa dipasarkan lebih luas ke luar Aceh.

Ketua Dewan Kehormatan PPTIM Mustafa Abubakar mengatakan TIM adalah organisasi besar yang memiliki banyak cabang, organisasi lokal, dan sektoral. Dia meminta agar PPTIM bersinergi dengan baik dengan cabang dan organisasi lokal serta sektoral di lingkungannya.

Mustafa juga mengingatkan PPTIM tetap menjaga netralitas sebagai organisasi sosial di tahun politik dan tetap menghormati anggota-anggota dengan berbagai afiliasi politik.

Menurutnya TIM organisasi besar yang di dalamnya berisi orang-orang dengan afiliasi politik berbeda. Meski berbeda-beda pandangan politik, tapi soliditas sesama Aceh tetap harus dijaga.

“Ada banyak warna di dalamnya, tolong ini kita rangkul semua,” katanya.**