Saingan Parpol Kian Ketat, Partai Ummat Resmi Jadi Peserta Pemilu 2024

Foto via jawapos.com

DONYANEWS, Banda Aceh — Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya menyatakan Partai Ummat (PU) memenuhi syarat sebagai partai politik (Parpol) peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Dengan begitu, maka Partai Ummat menjadi parpol ke-18 peserta Pemilu 2024.

Partai Ummat yang lolos setelah melakukan verifikasi faktual perbaikan ini mendapatkan nomor urut 24. Hal ini lantaran nomor urut 18 hingga 23 telah digunakan oleh partai-partai lokal Aceh.

Setelah ketetapan ini, Partai Ummat pun segera memanaskan mesin partainya untuk menyambut Pemilu 2024. Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mengatakan, partainya akan menggelar roadshow silaturahmi dengan menyambangi parpol lain, termasuk yang menjegalnya di proses verifikasi KPU.

Menurut dia, Partai Ummat membutuhkan ‘teman’ agar kuat dalam menghadapi kontestasi demokrasi pada 2024. Selain parpol, Partai Ummat juga akan menemui sejumlah organisasi kemasyarakatan (Ormas).

“Jadi kita butuh teman sebanyak-banyaknya, dengan siapapun semua yang ingin melihat keadilan tegak di negeri ini,” ujar Ridho saat ditemui usai acara Tasyakuran Partai Ummat di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Minggu (1/1/2023).

Partai Ummat juga akan menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) sebagai salah satu langkah awal memanaskan mesin politik di 2023. Rakernas digelar untuk merapatkan dan memperkuat barisan menuju Pemilu 2024.

“Insyallah kita mulai dengan konsolidasi nasional, kita akan melakukan Rakernas. Mohon doanya Insyaallah bulan depan, tempatnya juga Insyaallah di sini (Asrama Haji Pondok Gede),” tutur menantu Amien Rais ini.

Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago mengatakan bahwa Partai Ummat memiliki tantangan yang besar dalam menghadapi Pemilu 2024. Sebagai partai pendatang baru, parpol besutan Amien Rais ini harus bekerja keras untuk memperkuat infrastrukturnya.

“Walau banyak figur eks PAN (Partai Amanat Nasional), tapi kan semua tetap dibangun dari awal yang harus berjuang memperkuat inftastrukturnya. Jadi ini tantangan Partai Ummat, khususnya segmentasinya yang bersaing dengan partai Islam lain, sehingga tentu akan berbagi suara. Apalagi dengan partai Islam yang sudah lebih dulu ada dan memiliki kursi di parlemen,” ujar Arifki saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (3/1/2023).

Dia mengakui bahwa basis pemilih Partai Ummat dan PAN sangat beririsan. Sebab, tak sedikit figur di Partai Ummat merupakan mantan tokoh di PAN.

“Ini menjadi kekhawatiran bagi PAN, sebab bisa saja menggerus suaranya. Apalagi ada tokoh identiknya yaitu Amien Rais dengan latar Muhammadiyah. Bisa saja dua hal itu menggerus suara PAN, juga terhadap partai Islam lainnya karena narasi politiknya menguntungkan gerakan kanan, maka akan menjadi kontestan pemilu yang cukup ketat,” katanya.

Namun begitu, Arifki melihat bahwa peluang Partai Ummat kali ini sama seperti Partai Perindo atau Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada pemilu sebelumnya. Sebab, tantangan terbesar partai baru adalah soal infrastruktur.

“Apalagi Partai Ummat memiliki narasi oposisi, jadi akan berseberangan dengan pemerintah. Jadi peluangnya menurut saya di level DPRD dengan basis suara kelompok-kelompok yang antipati dengan Jokowi di daerah, karena berat kalau langsung (target lolos) di DPR RI),” ucapnya.

Sementara terkait koalisi, Partai Ummat berpeluang besar bekerja sama dengan PKS. Kedua parpol dinilai memiliki banyak kesamaan, mulai dari sikap politik hingga brandingnya.

“Partai ummat juga dimungkinkan akan mendukung calon presiden yang punya coattail effect (efek ekor jas) di Pileg dengan latar belakang yang sama dengan isu-isu yang dimainkan oleh Partai Ummat,” katanya.

Sumber: liputan6