DONYANEWS, Banda Aceh — Inkubator Bisnis Universitas Syiah Kuala bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) RI menggelar Bootcamp dengan tema “Thriving in To Day’s Market: Strategies For Small Business Competitiveness”.
Bootcamp yang merupakan salah satu dari beberapa rangkaian kegiatan Peningkatan Kapasitas startup tahun 2023, berlangsung mulai 7 – 9 Juni 2023 di Banda Aceh. Kegiatan Bootcamp dilaksanakan secara hybrid.
Dalam ruang luring dihadiri Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Ibu Christina Agustin, A.Pi., M.M, Kepala Bidang Pengembangan Inkubasi Wirausaha, Kementerian Koperasi dan UKM RI, Ibu Keumala Dewi, SE., MM, Rektor Universitas Syiah Kuala dalam hal ini diwakili oleh Direktur Kemahasiswaan dan Alumni Bapak Dr. Muhammad Ilham Maulana, ST, MT.
Lalu, Kepada Dinas Koperasi Aceh Bapak Azhari, S.Ag, M.Si dan Ketua Inkubator Bisnis Universitas Syiah Kuala Bapak Prof. Dr. Ir Alfiansyah Yulianur BC. Di ruang Daring melalui zoom meeting dihadiri oleh Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Ibu Ir. Siti Azizah MBA sekaligus sebagai pembuka acara Bootcamp.
Sebelum pelaksanaan bootcamp ini ada dua rangkaian kegiatan yang telah di laksanakan yaitu seleksi tenant dan coaching clinic. Pada kegiatan seleksi tenant dari 52 peserta yang mendaftar hanya 20 tenant terpilih yang mengikuti program peningkatan kapasitas usaha ini setelah melalui proses seleksi oleh tim penilai. Adapun tenant-tenant terpilih bergerak dalam bidang usaha Manufaktur, Agroindustri dan TIK.
Para tenant-tenant terpilih selanjutnya mengikuti program coaching clinic yang dilaksanakan di gedung Inkubator Bisnis Universitas Syiah Kuala dengan menghadirkan pakar-pakar yang berkompeten dalam bidang bisnis.
Nantinya setelah program bootcamp ini para tenant masih mengikuti program coaching clinic lanjutan sebagai bentuk persiapan para tenant dalam mempresentasikan produknya kepada para calon investor dari tiga negara yaitu Australia, Jepang, dan Korea Selatan dalam kegiatan demoday.
Dalam bootcamp ini para tenant dibekali materi-materi luar biasa yang dinilai mampu membentuk karakter para tenant sebagai pelaku usaha yang tidak gampang menyerah mau bagaimanapun tantangan dan kondisi kedepannya.
Materi-materi yang dibekali kepada para tetant pada kegiatan ini yaitu team building, dinamika kelompok, konsep diri pengusaha, berpikir kritis dan memecahkan masalah, motivation building, pengembangan etos kerja & integritas serta goal setting usaha. Materi-materi pembentukan karakter para tenant tersebut disampaikan langsung oleh narasumber-narasumber dari tim Konsultan Psikodista Banda Aceh.
Kegiatan Bootcamp ini dibuka langsung oleh Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Ir. Siti Azizah MBA melalui zoom. Dalam arahannya deputi menyampaikan banyaknya perusahaan rintisan teknologi (startup) di Indonesia saat ini yang menjadi bukti bahwa ekosistem ekonomi digital di negara ini tumbuh dengan baik berkat dukungan kuat dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. “Kita pantas berbangga karena ekosistem ekonomi digital dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami kemajuan yang mengembirakan,” ujarnya.
Dikatakan, pada tahun 2023 jumlah unicorn mencapai 1,206 perusahaan yang tersebar di 50 negara. Indonesia saat ini baru memiliki 7 unicorn yang kebanyakan didominasi oleh startup berbasis teknologi diantaranya adalah (1) J&T Express, (2). Traveloka,(3). Akulaku,(4). DANA, (5). Ajaib, (6).Kopi Kenangan, dan (7) Xendit.
Menurut dia, bukan hanya dalam hal unicorn, jumlah startup di Indonesia pun mencatatkan angkanya yang fantastis. Berdasarkan data terbaru yang dikutip dari Startupranking.com, ada 2.492 (dua ribu empat ratus sembilan puluh dua) startup di Indonesia dan Indonesia sendiri menempati urutan keenam dunia setelah Amerika Serikat, India, Inggris, Kanada, dan Jerman.
Banyak startup Indonesia yang sukses menjadi decacorn seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, dan lain sebagainya. “Hal ini merupakan bukti akan potensi dan peluang startup Indonesia untuk terus tumbuh dan berkembang terutama dalam 10 tahun terakhir,” sebutnya.
Dalam sambutannya Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Christina Agustin, A.Pi., M.M menyampaikan “Kegiatan Bootcamp yang dilaksanakan adalah salah satu bagian dari tahapan program inkubasi yang dilakukan dalam program kerjasama kementerian Koperasi dan UKM dengan Inkubator Bisnis Universitas Syiah Kuala. Dengan layanan inkubasi dari lembaga inkubator, para wirausaha dapat mengembangkan startup mereka secara lebih efektif.”
“Mulai dari proses seleksi tim startup yang memiliki potensi dan peluang untuk berkembang, lalu proses inkubasi dengan pengujian dan pematangan model bisnis hingga diketemukan dengan mitra untuk pengembangan atau akselerasi bisnis. Dari berbagai hasil kajian, menunjukkan bahwa rangkaian proses inkubasi tersebut dapat meningkatkan peluang startup untuk bertahan dan mengembangkan bisnisnya,”
Selanjutnya Christina berharap dalam proses inkubasi usaha melalui bootcamp ini diharapkan dapat memberikan percepatan kepada para tenant untuk naik kelas dan usahanya akan terus berjalan dalam kondisi apapun.
“Karena terbukti dalam kondisi pandemi Covid-19 yang lalu, banyak startup yang bermunculan dan proses digitalisasi usaha menjadi faktor penting bagi para startup untuk dapat tetap bertahan dalam kondisi tersebut.”
Namun, sambung dia, tidak bisa dipungkiri juga banyak usaha yang redup pada masa Covid-19 yang lalu. Ia juga menyampaikan harapannya, “melalui kegiatan peningkatan kapasitas startup ini merupakan salah satu upaya pemulihan usaha-usaha yang redup pasca Covid-19, yang diharapkan mampu kembali lagi bersinar sehingga dapat menopang perekonomian daerah dan juga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.”
“Kami berharap agar lembaga Inkubator dapat terus memberikan pendampingan kepada para startup yang telah menjadi tenant untuk mengikuti seluruh rangkaian Program Peningkatan Kapasitas Startup pasca program,” tutur dia. []