DONYAPOST, Banda Aceh — Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST, meminta PT Pertamina memperketat pengawasan terhadap seluruh agen dan pangkalan LPG guna memastikan distribusi berjalan lancar dan harga kembali stabil di tengah kelangkaan yang masih dirasakan masyarakat.
Irwansyah juga mendorong Pemerintah Kota Banda Aceh untuk memperkuat pengawasan melalui dinas terkait, camat, hingga keuchik agar pola distribusi LPG di setiap gampong dapat dipantau secara langsung dan transparan.
Pada Kamis malam (18/12/2025), Irwansyah turun langsung ke Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, untuk memantau proses pemuatan truk skid tank LPG ke kapal pengangkut yang disewa Pertamina.
Kunjungan tersebut turut didampingi Kepala Pelabuhan Ulee Lheue Husaini, serta perwakilan ASDP, Pertamina, dan ESDM.
Dalam unggahan di akun Instagram @irwansyah-_st2, Irwansyah terlihat memantau langsung aktivitas petugas di dermaga laut dan darat yang terlibat dalam rantai distribusi LPG. Ia mengapresiasi langkah Pertamina yang menambah armada kapal pengangkut LPG dari Lhokseumawe ke Banda Aceh.
Sebelumnya, distribusi hanya mengandalkan dua kapal, yakni KMP Wira Loewisa dan KMP Aceh Hebat 2. Namun, kelangkaan LPG belum terurai. Sejak beberapa hari terakhir, Pertamina menambah satu kapal lagi, KMP Samaeri, untuk mempercepat suplai.
“Apakah masalah suplai LPG sudah selesai? Tentu belum. Tapi penambahan kapal ini menjadi pintu masuk untuk mengurai persoalan utama, yakni defisit stok akibat tingginya permintaan,” ujar Irwansyah.
Ia menjelaskan, kelangkaan LPG dipicu terputusnya jalur darat Banda Aceh–Lhokseumawe, ditambah padamnya listrik yang meningkatkan konsumsi LPG rumah tangga dan usaha kuliner.
Irwansyah menegaskan, tantangan saat ini adalah mengurai antrean dan menstabilkan harga, terutama LPG non subsidi. Ia meminta Pertamina menambah pasokan untuk tabung 5,5 kg dan 12 kg, serta menyalurkannya ke swalayan, minimarket, dan kedai kelontong agar lebih mudah diakses masyarakat.
Untuk LPG subsidi 3 kg, Irwansyah mengusulkan penguatan peran pangkalan di gampong dengan melibatkan keuchik dan Polsek setempat saat penyaluran. Ia juga meminta distribusi dilakukan berkelanjutan, minimal sepekan sekali, dengan jumlah signifikan.
Saat ini, masih ditemukan penjualan LPG di luar agen dan pangkalan dengan harga sangat tinggi. LPG 3 kg dijual hingga Rp50 ribu, tabung 5,5 kg mencapai Rp220 ribu, dan tabung 12 kg berkisar Rp350–400 ribu, jauh di atas harga normal.
“Dengan stok yang cukup dan pengawasan ketat, potensi penyelewengan bisa dicegah. Masyarakat dan pelaku usaha harus bisa kembali beraktivitas tanpa terbebani kelangkaan dan harga yang tidak wajar,” pungkas politisi muda PKS tersebut.






