Ketahui Doa Setelah Shalat Witir

Ilustrasi via pexels.com

BULAN Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam karena merupakan bulan  yang penuh dengan ampunan. Setiap umat muslim begitu  antusias dalam menyambut Ramadhan yang merupakan bulan penuh berkah dan ampunan.

Salah satu amalan yang ada di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih dan shalat witir. Kedua shalat tersebut tentunya penting untuk diketahui. Mulai dari keutamaan, niat, hingga tata cara sholat.

Pantas, jika setiap muslim berusaha untuk membiasakan  diri dalam melaksanakan shalat witir di setiap malam. Dengan melaksanakan shalat witir harus sesuai dengan kemantapan hati. Apabila shalat witir dikerjakan sebelas rakaat, sembilan, tujuh, lima, tiga, atau satu rakaat, yang penting hati ikhlas dan tidak merasa berat karena terbebani dengan jumlah rakaat yang telah ditentukan apabila dilaksanakan pada setiap malamnya.

Shalat sunnah witir juga merupakan salah satu shalat sunnah muakkad atau shalat yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Pendapat para ulama juga berbeda mengenai status hukum shalat witir.  Menurut mayoritas ulama Hanafiyah, wajib hukumnya untuk melakukan shalat witir, sehingga akan berdosa bagi orang-orang yang tidak melaksanakannya.

Dalam sholat witir, terdapat doa yang memang dikhususkan untuk sholat witir. Namun, apakah Grameds sudah mengetahui doa setelah shalat witir? Kamu bisa doa setelah sholat witir melalui artikel ini.

Ketentuan Waktu Shalat Witir

Menurut mayoritas ulama tentang ketentuan waktu shalat witir, sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Wahbah Zuhaili dalam kitab al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, yaitu dimulai setelah melaksanakan shalat Isya’ sampai terbitnya fajar shadiq, dan bukan setelah masuknya shalat Isya’.

Artinya, jika waktu shalat Isya’ sudah masuk tapi seseorang belum melaksanakannya, maka ia tidak dianjurkan melakukan shalat sunnah witir sebab kesunnahan shalat witir dimulai setelah melaksanakan shalat Isya’.

Ketentuan waktu melaksanakan shalat ini sudah final, tanpa diperdebatkan oleh para ulama. Mereka sepakat bahwa shalat sunnah witir tidak bisa dilakukan dan tidak sah dilakukan sebelum melaksanakan shalat Isya’, atau setelah terbitnya fajar shadiq yaitu masuk waktu shalat Subuh.

Sedangkan waktu yang lebih baik untuk melakukannya adalah pada akhir malam, tepatnya sebagai penutup dari segala ibadah-ibadah shalat yang dilakukan pada malam hari. Contohnya setelah shalat tahajud atau setelah shalat tarawih di bulan Ramadhan. Hal ini berlandaskan pada sebuah hadits Rasulullah  SAW yaitu sebagai berikut :

 اِجْعَلُوْا اٰخِرَ صَلَاتِكُمْ مِنَ الَّليْلِ وِتْراً

Artinya: “Jadikanlah akhir shalat kalian semua di malam hari dengan dengan shalat witir.” (Syekh Wahbah Zuhaili, al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, [Beirut: Darul Fikr, Damaskus, 2010], juz II, h. 185).

Jumlah Rakaat dan Bacaan Shalat Witir

Secara umum, shalat sunnah witir tidak memiliki hitungan jumlah rakaat yang mengatur secara khusus. Artinya, orang yang hendak melaksanakannya tidak dituntut melakukannya dalam rakaat tertentu. Setiap muslim boleh melakukan sesuai keinginannya asalkan berjumlah ganjil, sebagaimana namanya, witir (ganjil).

Ia boleh melakukan satu rakaat, tiga rakaat, atau lima rakaat dan seterusnya. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah ﷺ dalam sebuah hadits, yaitu :

 اَلْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ، مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ

Artinya: “(Shalat) witir adalah hak bagi semua umat Islam, maka barang siapa yang suka untuk melakukan witir dengan lima rakaat, maka lakukanlah. Barang siapa yang suka melakukan witir dengan tiga rakaat, maka lakukanlah. Dan, barangsiapa yang yang suka melakukan shalat witir dengan satu rakaat, maka lakukanlah.” (HR Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

Dalam hal ini, para ulama memiliki perbedaan dalam memberikan pendapat dalam menyikapi jumlah rakaat tersebut. Jadi, dapat dikatakan bahwa jumlah yang biasa dilakukan umat Islam ketika melakukan shalat witir sangat bervariasi dan berbeda. Maka dari itu, ada jumlah rakaat yang lebih baik dari yang lainnya, ada juga jumlah rakaat yang sangat baik.

Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith dalam kitab Taqrirat as-Sadidah menjelaskan bahwa jumlah rakaat paling sedikit dalam shalat witir adalah satu rakaat. Hanya saja, makruh hukumnya jika hal ini dilakukan secara terus-menerus tanpa disertai dengan adanya udzur. Melakukan shalat witir dengan jumlah tiga rakaat lebih baik dari satu rakaat, sedangkan paling sempurna adalah dilakukan sampai sebelas rakaat.

Bacaan-Bacaan Surat Ketika Melakukan Shalat Witir

Adapun bacaan-bacaan surat ketika melakukan shalat witir adalah sebagai berikut:

  1. Jika shalatnya satu rakaat maka bacaan surat yang dianjurkan adalah membaca surat al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas setelah membaca surat Al-Fatihah.
  2. Jika shalatnya tiga rakaat maka bacaan surat yang dianjurkan adalah membaca surat Al-A’la pada rakaat pertama, membaca surat Al-Kafirun pada rakaat kedua, dan membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas pada rakaat yang ketiga.
  3. Jika shalatnya melebihi tiga rakaat maka disunnahkan membaca surat Al-Qadr di setiap awal rakaat, dan membaca surat al-Kafirun pada rakaat yang kedua. Kesunnahan ini terus berlanjut mulai dari rakaat pertama sampai pada rakaat kedelapan.

Sedangkan, bacaan surat pada rakaat kesembilan mengikuti bacaan yang telah dijelaskan pada poin 2, yaitu membaca surat al-A’la pada rakaat kesembilan, membaca surat al-Kafirun pada rakaat kesepuluh, dan membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas pada rakaat kesebelas.

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ , سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ , سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ

Subhaanal malikil qudduus, Subhaanal malikil qudduus, Subhaanal malikil qudduus.

Artinya: “Maha Suci Allah Raja Yang Maha Suci, Maha Suci Allah Raja Yang Maha Suci, Maha Suci Allah Raja Yang Mahasuci.” (Nabi mengangkat dan memanjangkan suaranya pada ucapan yang ketiga).” (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Bacaan dzikir di atas dibaca sebanyak 3x, dan pada bacaannya yang ketiga dianjurkan untuk lebih mengeraskan suaranya melebihi bacaan pertama dan kedua. Setelah itu, dilanjut dengan membaca doa berikut :

 سُبْحَانَ المَلِكِ القُدُّوْسِ رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ، جَلَّلْتَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ بِالعَظَمَةِ وَالْجَبَرُوْتِ، وَتَعَزَّزْتَ بِالْقُدْرَةِ، وَقَهَّرْتَ الْعِبَادَ بِالْمَوْتِ. اَللّٰهُمَّ إنِّيْ أَعُوذُ بِرِضَـاكَ مِنْ سُخْطِكَ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم (وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ)

Artinya: “Maha Suci Allah Penguasa Yang Kudus, Tuhan para malaikat dan Jibril. Engkau penuhi langit dan bumi dengan kemuliaan dan keperkasaan-Mu. Engkau memiliki keperkasaan dengan kekuasaan-Mu, dan Engkau tundukkan hamba-Mu dengan kematian. “Ya Allah, aku berlindung dengan ridho Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maafMu dari siksaan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu, aku tidak bisa menyebut semua pujian untuk-Mu sebagaimana Engkau memuji diriMu sendiri. Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan terkutuk dari tiupan dan bisikannya, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” 

Setelah membaca doa di atas, kemudian dilanjutkan dengan membaca bacaan berikut, dan paling baik dibaca sampai 40 x bacaan,

يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ لَاإِلٰهَ اِلَّا أَنْتَ سُبْحَــانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

Artinya: “Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan berdiri sendiri, tiada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Setelah itu, kemudian diakhiri dengan membaca ayat berikut :

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ

Artinya: “Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedudukan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.” (Habib Zain bin Sumaith, Taqriratus Sadidah, 2003, halaman 287).

Bagaimana Cara Shalat Witir?

Sama dengan shalat sunnah lainnya pada umumnya, shalat witir juga mempunyai syarat dan rukun yang harus dipenuhi, yaitu dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, membaca Al-Fatihah, ruku’, i’tidal, sujud, dan lainnya. Hanya saja, dalam praktik pelaksanaannya, shalat witir bisa dilakukan dengan dua cara apabila jumlah rakaat yang dilakukan melebihi dari satu rakaat.

Dua cara tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Boleh menyambung (washal), yaitu menggabungkan rakaat terakhir dengan rakaat sebelumnya. Contoh: melakukan shalat witir sebelas rakaat dengan satu kali takbiratul ihram dan satu salam.
  2. Boleh dilakukan secara terpisah (fashl), yaitu memisah rakaat sebelumnya dengan rakaat sesudahnya.

Berikut tata cara shalat witir yang telah dirangkum dari berbagai sumber yaitu :

  • Membaca Niat

Berikut bacaan niat shalat witir dengan 3 rakaat yang diikuti dengan 1 kali salam.

أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallii sunnatal witri tsalaatsa roka’aatin (mustaqbilal qiblati) lillaahi ta’alaa.

Artinya: “Aku niat shalat sunnah witir satu rakaat karena Allah ta’ala.”

  أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan minal witri rak’ataini lillahi ta’âlâ

Artinya: “Aku niat shalat sunnah witir dua rakaat karena Allah ta’ala.” 

Pertama niat yang diucapkan ketika hendak melakukan shalat witir satu rakaat sedangkan lafal niat yang kedua  diucapkan ketika hendak melakukan dua rakaat. Shalat witir bisa berbeda jika dilakukan di waktu yang berbeda dalam praktiknya.

Contohnya, shalat witir yang dilakukan di selain tanggal lima belas hari terakhir pada bulan Ramadhan, tidak dianjurkan untuk membaca doa qunut pada rakaat yang paling akhir. Namun, jika dilakukan pada tanggal lima belas hari terakhir di bulan Ramadhan, para ulama sepakat perihal kesunnahan membaca doa qunut saat itu.

  • Takbiratul Ihram

Cara shalat witir 3 rakaat dan bacaannya selanjutnya adalah melaksanakan takbiratul ihram, setelah membaca niat. Takbiratul Ihram dilakukan setelah membaca niat yaitu dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga untuk laki-laki, dan sejajar dengan dada untuk perempuan, sambil membaca:

Allahu akbar

Kemudian kedua tangan disedekapkan pada dada dan membaca do’a iftitah:

Kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw waashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha hanifam muslimaw wama ana minal musyrikin. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariika lahuu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

  • Membaca Al-Fatihah

Cara shalat witir 3 rakaat selanjutnya adalah membaca surat Al-Fatihah. Berikut adalah bacaan doanya :

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Arrahmaanir rahiim. Maaliki Yaumiddiin. Iyyaaka na’budu waiyyaaka nasta’iinu. Ihdinash shirathal mustaqim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladh dhaalliin. Aamiin.

  • Membaca Suratan Pendek

Saat melakukan sholat witir 3 rakaat disunnahkan membaca surat Al A’la pada rakaat pertama dan surat Al Kafirun pada rakaat kedua. Sedangkan pada rakaat ketiga membaca 3 surat yaitu Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas.

  • Rukuk

Kemudian setelah selesai membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, tata cara shalat witir selanjutnya adalah rukuk. Bacaannya adalah:

Subhaana rabbiyal ‘adziimi wa bihamdih. (3x)

  • I’tidal

Setelah ruku, kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca:

Sami’allaahu liman hamidah.

Bacaan saat I’tidal:

Rabbanaa lakal hamdu mil us samawati wa mil ‘ul ardhi wamil ‘uma syi’ta min syai’in ba’du.

  • Sujud

Cara shalat witir setelah I’tidal adalah melakukan sujud. Saat sujud, bacalah tasbih sebanyak tiga kali:

Subhaana rabbiyal a‘laa wa bihamdihi. (3x)

  • Duduk di antara dua sujud

Sehabis sujud, lakukan duduk di antara dua Sujud dan membaca:

Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii.

Selanjutnya, setelah melakukan sujud lanjutkan dengan rakaat kedua hingga ketiga seperti urutan yang dijelaskan di atas. Pada rakaat ketiga, lakukan lah tahiyat akhir seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.

  • Tahiyat Akhir

Bacaan doa tahiyat akhir adalah sebagai berikut :

Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibaatu lillaah. assalamu alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. assalaamu lainaa was alaa ‘ibaadillaahish shaalihhn. asyhadu al laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. allaahumma shalli alaa sayyidinaa muhammad. wa alaa aali sayyidinaa muhammad. kama shallaita ‘alaa sayyidinaa ibraahiim. wa alaa aali sayyidinaa ibraahiim wabaarik-‘alaa sayyidinaa muhammad wa-‘alaa aali sayyidinaa muhammad. kamaa baarakta alaa sayyidinaa ibraahiim. wa ‘alaa aali sayyidinaa ibraahiim fil ala minna innaka hamidum majiid.

  • Salam

Selesai Tahiyat Akhir, lakukan salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri bergantian sambil membaca:

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Keutamaan Shalat Witir

Berikut sejumlah keistimewaan dari shalat witir yang telah dirangkum yaitu :

  • Shalat Witir Witir Dicintai Allah SWT

Pada umumnya, shalat witir dilakukan dalam jumlah tiga rakaat, Allah menyukai sesuatu yang ganjil. Shalat witir juga menjadi salah satu ibadah yang disukai oleh Allah SWT.

  • Shalatnya Disaksikan Para Malaikat

Dilakukan pada penghujung malam, di saat itu banyak para malaikat yang menyaksikan dan berdoa bagi orang-orang yang sedang beribadah.

  • Shalat Witir Tidak Pernah Ditinggalkan Rasulullah SAW

Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan shalat witir, beliau akan meng-qadhanya jika meninggalkannya.

  • Shalat Witir Sebagai Penyempurna Shalat Malam

Shalat witir menjadi penyempurna dari shalat malam dan merupakan shalat penutup dari shalat malam.

  • Sholat Witir Merupakan Waktu yang Diijabah untuk Berdoa

Dapat dilakukan pada penghujung malam, waktu itu sangat diijabah dalam berdoa. Ada banyak hadits Rasulullah Saw yang menyebutkan keutamaan shalat witir, di antaranya yaitu :

إِنَّ اللّٰهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَمَدَّكُمْ بِصَلاَةٍ هِىَ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ، وَهِىَ لَكُمْ مَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى طُلُوعِ الْفَجْر

Artinya: “Sesungguhnya, Allah ﷻ telah menyediakan kepada kalian semua sebuah shalat, yang ia lebih baik bagi kalian daripada unta merah, yaitu shalat witir, dan menjadikannya berada di antara shalat Isya’ hingga terbitnya fajar (shadiq).” (HR Abu Daud).

Rujukan:

  • https://kabar24.bisnis.com/read/20220402/79/1518201/niat-salat-witir-tarawih-dan-tata-caranya
  • https://prezi.com/p/4ilwjh5utck1/sholat-sunnah-witir-dan-tahajud-t/
  • https://islam.nu.or.id/shalat/tata-cara-shalat-witir-niat-waktu-bacaan-dan-keutamaannya-elGSZ
  • https://www.fokusmuria.co.id/khazanah/pr-3102368294/tata-cara-shalat-witir-lengkap-sesuai-anjuran-nabi-muhammad-saw/