DONYAPOST, Banda Aceh — Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menerima penghargaan Tokoh Perdamaian dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.
Penghargaan tersebut diberikan bersama sejumlah tokoh nasional dan internasional yang dinilai berjasa menjaga perdamaian Aceh sejak penandatanganan MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005.
Selain Muzakir Manaf, penghargaan serupa juga diterima Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al-Haythar, mantan Menteri Hukum dan HAM Prof Hamid Awaluddin, serta anggota tim perunding RI di Helsinki Sofyan A Djalil.
Dari pihak internasional, negosiator asal Finlandia Juha Christensen turut mendapat apresiasi. Sementara dari pihak GAM, penghargaan diberikan kepada sejumlah tokoh perunding, antara lain Nur Djuli, Zaini Abdullah, Irwandi Yusuf, Zakaria Saman, hingga Shadia Marhaban.
Sejumlah tokoh juga diberikan penghargaan secara anumerta, seperti Tengku Muhammad Usman Lampoh Awe, Tengku Sofyan Ibrahim Tiba, Cut Nur Asikin, Jafar Siddik Hamzah, dan Munawar Liza Zainal.
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Mujiburrahman, menyebut penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi besar para tokoh dalam menjaga perdamaian.
“Masyarakat Aceh adalah masyarakat beretika dan berperadaban, sehingga patut menyampaikan terima kasih kepada para tokoh yang terlibat,” ujarnya di Banda Aceh.
Muzakir Manaf berhalangan hadir pada acara penyerahan penghargaan yang digelar di kampus, Kamis (14/8). Karena itu, penghargaan diserahkan langsung kepadanya di Meuligoe Gubernur Aceh, Jumat (15/8/2025) sore.
Menurut Mujiburrahman, Muzakir Manaf yang kala itu menjabat Panglima GAM, merupakan salah satu tokoh kunci dalam proses perundingan damai.
“Seperti disampaikan Jusuf Kalla, kunci penyelesaian konflik Aceh adalah membangun kepercayaan. Para tokoh Aceh, termasuk gubernur kita saat ini, memberikan kepercayaan kepada Pak JK hingga tercapai kesepakatan damai,” katanya.