18 Peternak Kelompok Jaya Abadi Ikuti Pelatihan Larvasida Nabati

DONYAPOST, Aceh Besar  – Sebanyak 18 peternak dari Kelompok Ternak Jaya Abadi di Desa Lamreung, Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, mengikuti pelatihan pembuatan larvasida nabati berbasis daun kecombrang yang digelar oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH USK), baru-baru ini.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk Teknologi Tepat Guna (PKMBP-TTG) yang didanai melalui Skim PTN BH USK Tahun 2025. Tujuannya, menghadirkan inovasi pengendalian penyakit miasis—infeksi larva lalat pada luka ternak sapi—melalui bahan alami yang ramah lingkungan.

Tim pelaksana kegiatan terdiri dari tiga dosen FKH USK dan Fakultas Pertanian, yaitu drh Lian Varis Riandi MSi (Ketua, Dosen Parasitologi FKH USK), Dr drh Farida MSi, dan Nura SP MSi sebagai anggota.

Ketua tim, drh Lian Varis Riandi, menjelaskan bahwa pelatihan ini juga melibatkan mahasiswa KKN Tematik FKH USK untuk mendampingi para peternak.

“Tujuan utama kegiatan ini adalah memanfaatkan potensi lokal daun kecombrang (Etlingera elatior) yang melimpah di wilayah ini namun belum dimanfaatkan secara optimal,” ujarnya.

Sebelum sesi praktik, peserta mendapat penyuluhan tentang penyakit miasis dan strategi pengendaliannya. Dalam materinya, Lian menekankan pentingnya larvasida nabati sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dalam pengendalian ektoparasit, serta penerapan higiene dan sanitasi kandang guna mendukung kesehatan ternak berkelanjutan.

Pelatihan teknis dipandu oleh Nura SP MSi, yang mengarahkan peserta dalam proses ekstraksi sederhana, formulasi, dan aplikasi larvasida. Pendekatan teknologi tepat guna ini dinilai mudah diterapkan oleh para peternak di lapangan.

Sebagai bagian dari kegiatan, dilakukan pula serah terima alat produksi larvasida sederhana kepada kelompok mitra disertai praktik langsung pembuatan larvasida.

Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi dan berkomitmen melanjutkan produksi secara mandiri agar dapat dikembangkan menjadi usaha mikro di bidang kesehatan ternak.

Tokoh masyarakat setempat, Teuku Reza Aulia, mewakili aparatur gampong menyampaikan apresiasi dan harapan agar kegiatan serupa terus berlanjut. “Program seperti ini sangat bermanfaat untuk pemberdayaan peternak melalui inovasi berbasis sumber daya alam lokal,” katanya.

Dekan FKH USK, Dr Teuku Reza Ferasyi, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui inovasi berbasis potensi lokal.

“Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesehatan ternak, tetapi juga mendorong lahirnya ekonomi produktif berbasis biopestisida lokal bernilai tambah,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kemitraan, Faisal Jamin, memberikan dukungan penuh terhadap keterlibatan mahasiswa KKN Tematik dalam mendampingi masyarakat sebagai bagian dari pemberdayaan berkelanjutan.

Ketua Kelompok Ternak, Helmi Hasyifuddin, berharap inovasi larvasida “Combet-Sis” (Kecombrang Biolarvasida Sistemik) dapat terus dikembangkan.

“Antusiasme masyarakat sangat tinggi. Kami berharap inovasi ini menjadi solusi pengendalian miasis sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi peternak,” tutupnya.