Berita  

Anggota DPRK: PLN Jangan Jadi Musuh Masyarakat Aceh

Anggota DPRK Banda Aceh dari Partai Gerindra, Irwansyah, mengkritisi keras pemadaman listrik yang kembali melanda Aceh dalam beberapa hari terakhir.

DONYAPOST, Banda Aceh – Anggota DPRK Banda Aceh dari Partai Gerindra, Irwansyah, mengkritisi keras pemadaman listrik yang kembali melanda Aceh dalam beberapa hari terakhir.

Ia menegaskan PLN Wilayah Aceh jangan sampai berubah menjadi “musuh masyarakat” akibat kebiasaan mematikan listrik yang sudah seperti rutinitas tahunan tanpa solusi jelas.

Menurutnya, pemadaman berulang bukan hanya soal ketidaknyamanan, tetapi sudah mengganggu sendi-sendi kehidupan. “Penyakit mematikan lampu seperti ini sudah menjadi rutinitas PLN setiap tahun.

Dampaknya luar biasa, dari rumah tangga yang tidak bisa beraktivitas normal hingga sektor ekonomi, pendidikan, dan pelayanan publik yang lumpuh seketika,” ujar Irwansyah di Banda Aceh, Rabu (1/10/2025).

Ia mencontohkan, dunia usaha terutama UMKM sangat bergantung pada listrik. Usaha kecil seperti percetakan, toko roti, hingga laundry kehilangan omzet setiap kali terjadi pemadaman.

Di sektor pendidikan, guru dan siswa yang terbiasa menggunakan perangkat digital juga terganggu. “Masyarakat kita sudah semakin modern, semua serba elektronik. Bagaimana mereka mau berkembang kalau listrik saja tidak bisa dipastikan stabil?” tegasnya.

Irwansyah menambahkan, di tingkat rumah tangga pemadaman berdampak besar, mulai dari aktivitas sehari-hari hingga rusaknya bahan makanan di kulkas. Hal ini, katanya, jelas merugikan masyarakat kecil yang paling bergantung pada fasilitas sederhana.

Lebih jauh, ia menyebut persoalan ini sebagai ironi di tengah usia kemerdekaan Indonesia yang sudah lebih dari delapan dekade. “Indonesia sudah 80 tahun merdeka, tetapi Aceh belum merdeka dari persoalan listrik. Ini fakta yang menyedihkan. Listrik itu kebutuhan pokok, sama pentingnya dengan air,” katanya.

Politisi Gerindra itu mendesak PLN Wilayah Aceh segera menuntaskan akar masalah pemadaman, bukan sekadar meminta maaf di media. “Rakyat membutuhkan tindakan nyata berupa pasokan listrik yang stabil, demi keberlangsungan hidup dan pembangunan ekonomi di Aceh,” pungkasnya. []