Indeks
Berita  

Kemenag Aceh: Gerhana Bulan Bukan Tanda Musibah, Tapi Kebesaran Allah

Ilustrasi Gerhana Bulan; Foto: dok. Kemenag Aceh

DONYAPOST, Banda Aceh – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Aceh, Azhari, mengingatkan masyarakat agar tidak mengaitkan fenomena gerhana bulan dengan pertanda buruk.

Menurutnya, gerhana adalah fenomena alam yang justru menegaskan kebesaran Sang Pencipta. “Gerhana bulan jangan dikaitkan dengan kematian, musibah, atau hal-hal buruk lainnya, karena gerhana bulan merupakan fenomena alam untuk menegaskan keagungan dan kebesaran Allah,” ujar Azhari dalam keterangannya, Minggu (7/9/2025).

Imbauan ini disampaikan jelang terjadinya gerhana bulan total yang diperkirakan melintasi langit Aceh pada Minggu malam hingga Senin dini hari, bertepatan dengan 15 Rabiul Awal 1447 H.

Fenomena langka itu bisa disaksikan di seluruh Indonesia serta beberapa wilayah Eropa, Afrika, Asia, dan Australia. Azhari juga mengajak umat Islam untuk menyiarkan ibadah salat khusuf (salat gerhana), meskipun berlangsung tengah malam.

“Kanwil Kemenag Aceh melalui Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang akan memusatkan pengamatan di halaman kantor dengan lima teleskop astronomi, serta melaksanakan salat khusuf di Musala Al-Ikhlas,” jelasnya.

Tak hanya secara langsung, masyarakat juga bisa menyaksikan gerhana melalui siaran daring di kanal resmi YouTube dan Facebook Kemenag Aceh.

Sementara itu, Ketua Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra, menyebut gerhana kali ini akan menjadi gerhana bulan total terlama sejak 2022. Bulan akan tampak kemerahan—dikenal sebagai “blood moon”—saat bayangan inti bumi sepenuhnya menutup cahaya bulan.

Gerhana diperkirakan mulai pukul 22.28 WIB dengan fase penumbra, lalu berlanjut ke gerhana sebagian pada 23.27 WIB. Puncaknya terjadi pukul 00.30 WIB, saat bulan sepenuhnya memerah hingga 01.52 WIB, sebelum perlahan kembali terang dan berakhir sekitar pukul 03.55 WIB.

“Fenomena ini bukti keteraturan alam ciptaan Allah. Masyarakat sebaiknya menyambutnya dengan zikir dan doa, bukan dengan kekhawatiran,” pungkas Alfirdaus. []

Exit mobile version