Berita  

Usai Insiden Juliana Marins, Yusril Minta Jaga Hubungan Baik dengan Brasil

Yusril Ihza Mahendra | Foto via mediaharapan

DONYAPOST, Jakarta — Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra meminta semua pihak untuk menjaga hubungan baik Indonesia dan Brasil, menyusul insiden meninggalnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani, NTB, pada 26 Juni 2025.

“Pemerintah Indonesia sangat berduka atas kejadian tersebut. Ini adalah insiden kecelakaan alam yang bisa menimpa siapa pun di medan berat seperti Rinjani,” ujar Yusril dalam pernyataan tertulis, Jumat (4/7/2025).

Ia menjelaskan bahwa upaya evakuasi dilakukan secara maksimal oleh Tim SAR di tengah cuaca ekstrem dan medan tebing terjal. Hasil otopsi yang dilakukan di RS Denpasar menyebut korban meninggal 15–30 menit setelah terjatuh, akibat luka parah di organ vital dan tulang.

Keluarga korban disebut mempertanyakan lamanya proses evakuasi. Namun menurut Yusril, secara medis kecil kemungkinan korban bisa diselamatkan meski pertolongan datang lebih cepat.

Pemerintah RI, kata Yusril, menghormati keputusan keluarga untuk melakukan otopsi ulang di Brasil, dan terbuka terhadap rencana investigasi bersama jika diminta oleh Pemerintah Brasil.

Yusril menanggapi sikap Federal Public Defender’s Office (FPDO) Brasil yang mengancam membawa kasus ini ke forum internasional, seperti Inter-American Commission on Human Rights. Namun Yusril menegaskan bahwa Indonesia bukan pihak dalam konvensi tersebut dan tidak dapat diseret ke dalam forum hukum internasional tanpa kesepakatan.

“Setiap langkah hukum internasional harus berdasarkan konvensi dan prinsip tata krama hubungan antarnegara,” tegas Yusril.

Ia menambahkan, pemerintah juga tengah menyelidiki kemungkinan adanya kelalaian dari pihak biro perjalanan, pemandu, atau pengelola Taman Nasional Rinjani.

“Jika Brasil ingin melakukan investigasi bersama, kami sangat terbuka. Hubungan baik Indonesia–Brasil jangan sampai terganggu karena insiden ini,” pungkas Yusril. []