DONYAPOST, banda Aceh — Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggandeng International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) melaksanakan program pemulihan psikologis bagi korban konflik di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kegiatan ini berlangsung sejak Agustus 2024 dan akan berakhir pada Desember 2025.
Dekan Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Muslim Zainuddin, M.Si., menyampaikan bahwa program bertajuk “Intervensi Psikologi sebagai Upaya Pemulihan Trauma bagi Korban Konflik” ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama antara fakultas dan ICAIOS, didukung pendanaan dari Sasakawa Peace Foundation (SPF) Jepang serta Pemkab Aceh Tengah.
“Program ini dirancang untuk membantu penyintas konflik yang masih mengalami dampak psikologis jangka panjang,” ujar Prof. Muslim, Rabu (2/7/2025).
Ketua Tim dari Fakultas Psikologi, Iyulen Pebry Zuanny, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa metode utama yang digunakan adalah Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)—suatu pendekatan terapi yang efektif untuk mengatasi gangguan stres pascatrauma (PTSD). Pendekatan ini ditujukan untuk mengubah pola pikir irasional yang menjadi akar dari trauma emosional.
“REBT dipilih karena efisien diterapkan secara kelompok, sesuai dengan kondisi jumlah penyintas yang besar,” jelas Iyulen.
Selain itu, REBT dikombinasikan dengan Forgiveness Therapy, membentuk pendekatan integratif Forgiveness–Rational Emotive Behavior Therapy (F–REBT). Model ini menyasar penyembuhan emosi negatif dominan seperti marah, benci, dan dendam yang sering dialami korban konflik.
Iyulen menambahkan bahwa ke depan pihaknya akan mengembangkan modul intervensi berbasis lokal dan alat ukur PTSD versi Indonesia yang relevan dengan karakter masyarakat Aceh. Upaya ini juga menjadi bagian dari proses internasionalisasi Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry melalui kontribusi akademik global yang nyata.
“Program ini berjalan baik berkat sinergi tim dan kolaborasi berbagai pihak yang fokus pada pemulihan psikologis korban konflik di Aceh,” ujar dia.