DONYAPOST, Banda Aceh – Program Studi Doktor Studi Islam Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh menggelar webinar bertajuk “Studi Islam dalam Pendekatan Multidisipliner”, Kamis (12/6/2025). Seri ketiga dari rangkaian webinar ini dilaksanakan secara daring dan dipusatkan di Aula Lantai 2 Gedung Pascasarjana.
Webinar ini menghadirkan Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Eka Srimulyani, MA, sebagai narasumber utama. Acara dibuka oleh Sekretaris Prodi, Dr. Zubaidah, M.Ed., mewakili Ketua Prodi Prof. Dr. Syamsul Rijal, M.Ag.
Dalam sambutannya, Zubaidah menekankan pentingnya integrasi ilmu dalam studi keislaman. Ia menyatakan bahwa kajian Islam hari ini tak cukup dipahami dari satu atau dua sudut pandang semata, melainkan memerlukan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, dari khazanah klasik hingga sosiologi, antropologi, ekonomi, dan sains kontemporer.
“Studi Islam tak hanya harus mencerahkan secara teoretis, tetapi juga berdampak nyata bagi masyarakat,” ujar Zubaidah.
Sementara itu, dalam paparannya, Prof. Eka Srimulyani menyampaikan bahwa studi Islam kontemporer menuntut keberanian lintas disiplin.
Menurutnya, ilmu pengetahuan tidak dapat dibatasi oleh sekat-sekat keilmuan yang rigid. “Kolaborasi lintas disiplin adalah keniscayaan,” tegas Eka, yang menyampaikan materinya dari Jakarta.
Guru besar sosiologi yang juga peneliti di International Center for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) ini mencontohkan bahwa studi fikih keluarga seperti perkawinan dan perceraian akan lebih utuh dipahami jika dianalisis melalui pendekatan multidisipliner seperti sosiologi, studi gender, atau family studies.
Ia juga membedakan tiga pendekatan ilmu: Multidisipliner, yakni menghadirkan banyak disiplin tanpa integrasi; Interdisipliner, yang melahirkan sintesis antar bidang ilmu; dan Transdisipliner, yang melibatkan aktor di luar akademisi, seperti pembuat kebijakan dan masyarakat luas.
Eka menyoroti pentingnya metode etnografi dalam studi Islam, karena memungkinkan peneliti menjelajahi secara mendalam struktur makna dan praktik sosial umat Islam.
Dalam contoh risetnya, Eka menyoroti pentingnya menggunakan perspektif sosiologis dalam menganalisis pendidikan pesantren, termasuk dalam membongkar dikotomi ruang publik dan domestik yang seringkali kurang relevan dalam konteks masyarakat Muslim non-Barat.
“Realitas tak bisa dipahami dari balik meja. Kompleksitas hanya bisa dipahami melalui ragam disiplin yang berbeda dan pendekatan yang kontekstual,” tandasnya.
Webinar ini menjadi bagian dari komitmen Prodi Doktor Studi Islam Pascasarjana UIN Ar-Raniry untuk terus mendorong penguatan kajian Islam yang integratif, relevan, dan responsif terhadap dinamika zaman.m[]