DONYAPOST, Banda Aceh – Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh mengukuhkan 27 lulusan baru dalam Yudisium Gelombang II Semester Genap 2024/2025, Sabtu (17/5/2025), di Aula Lantai 3 Gedung Pascasarjana. Dari jumlah itu, sembilan lulusan meraih gelar doktor dan 18 lainnya gelar magister.
Ketua Prodi Doktor Studi Islam, Prof Dr Syamsul Rijal MA, dalam orasi ilmiahnya bertajuk Ortums Konstruksi Islam dalam Pendidikan Humanis, menegaskan bahwa pendidikan Islam harus menjadi fondasi dalam membentuk manusia yang berkarakter dan berkemanusiaan.
“Pendidikan Islam bukan hanya soal ritual, tapi harus mencetak manusia yang sadar akan tanggung jawab sosialnya sebagai khalifah di bumi,” tegas Syamsul.
Ia menyebut, nilai-nilai Islam seperti keadilan, kesetaraan, dan kebebasan berpikir harus menjadi roh dalam sistem pendidikan. Menurutnya, nilai-nilai ini bukan sekadar doktrin normatif, tapi harus diaktualisasikan dalam proses belajar yang mengintegrasikan ilmu, moral, dan budaya.
“Kita butuh pendidikan yang bukan sekadar mencerdaskan otak, tapi juga mengasah nurani. Pendidikan harus melahirkan pribadi yang kritis, adil, dan peduli terhadap masalah kemanusiaan,” ujarnya.
Ia menekankan, lulusan pendidikan Islam perlu tampil sebagai agen perubahan, teladan moral, mediator sosial, inspirator generasi muda, dan advokat keadilan. Mereka tidak hanya harus unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki keberanian moral untuk menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan.
Sebelumnya, Wakil Direktur Pascasarjana Prof Dr T Zulfikar MEd menyampaikan bahwa Pascasarjana UIN Ar-Raniry hingga kini telah meluluskan 3.107 alumni, terdiri dari 2.774 magister dan 333 doktor.
Pada yudisium kali ini, tujuh lulusan magister meraih predikat cumlaude, lima dengan pujian, empat sangat baik, dan dua baik. Dari program doktor, tiga orang cumlaude, empat pujian, dan dua sangat baik.
Direktur Pascasarjana Prof Dr Eka Srimulyani MA PhD menegaskan bahwa gelar akademik harus dibarengi kontribusi nyata di masyarakat.
“Lulusan pascasarjana dituntut tidak hanya berpikir ilmiah, tapi juga bertindak etis. Ke depan, mereka harus menjadi solusi atas tantangan sosial yang kompleks,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa proses akademik di Pascasarjana dirancang menjaga mutu, relevansi, dan integritas, serta melatih mahasiswa menjadi pembelajar sepanjang hayat.