Berita  

Taqwaddin: RPJM Harus Fokus untuk Kesejahteraan Masyarakat Aceh

Dr H Taqwaddin, Ketua ICMI Aceh

DONYAPOST, Banda Aceh – Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Aceh, Dr. H. Taqwaddin S.H., S.E., M.S., menegaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang sedang disusun harus fokus untuk kesejahteraan seluruh masyarakat Aceh, bukan hanya untuk kepentingan kelompok tertentu.

Dalam pertemuan dengan Pemuda ICMI Aceh di MZ Coffee Banda Aceh pada 29 April 2025, Taqwaddin mengatakan, “RPJM harus benar-benar ditujukan untuk kemajuan masyarakat Aceh secara keseluruhan. Aceh masih menjadi daerah termiskin di Sumatera, dan itu memalukan. Ini harus segera diubah.”

Taqwaddin juga menekankan bahwa RPJM Aceh harus selaras dengan RPJM Nasional yang digagas oleh Pemerintah Prabowo, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025. “RPJM Aceh harus sejalan dengan RPJM Nasional agar ada keselarasan pembangunan dan bisa meningkatkan daya saing Aceh di tingkat nasional,” ujarnya.

Selain itu, Taqwaddin mengingatkan agar RPJM yang disusun juga mempertimbangkan kekhususan Aceh yang diatur dalam Undang-Undang Pemerintahan Aceh dan UU Pemerintahan Daerah. “Jangan abaikan hak-hak dan kewenangan khusus yang dimiliki Aceh,” tegasnya.

Taqwaddin yang juga merupakan Hakim Tinggi Ad Hoc Tipikor ini mengingatkan agar setiap anggota ICMI Aceh dan Pemuda ICMI yang terlibat dalam penyusunan RPJM benar-benar mengawasi proses tersebut. “Jangan sampai RPJM hanya menguntungkan segelintir pihak. Harus untuk kesejahteraan rakyat Aceh,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu, Ketua Pemuda ICMI Aceh, Dr. Muhammad Yasar, MP, melaporkan beberapa kegiatan yang akan segera dilaksanakan, seperti pendirian Koperasi Merah Putih Pemuda ICMI Aceh dan seminar tentang migas Aceh bulan Mei mendatang.

Menanggapi hal itu, Taqwaddin menyatakan dukungannya terhadap pembentukan koperasi, namun menegaskan bahwa usaha koperasi harus jelas dan terencana dengan baik. “Jika perlu ruang untuk sekretariat, silakan gunakan kantor ICMI,” ujarnya.

Terkait seminar migas, Taqwaddin mengingatkan agar seminar tersebut menghasilkan kebijakan konkret yang bisa mengatur pengelolaan migas dan sumber daya mineral (ESDM) Aceh. “Jangan hanya menjadi ajang diskusi. Semuanya harus punya dampak nyata bagi rakyat Aceh,” tegasnya.

Taqwaddin juga menyoroti tingginya angka pengangguran di Aceh. “Kita harus bertanggung jawab atas masalah ini. Aceh masih miskin, dan kita harus bekerja keras agar hal ini tidak terus berlanjut,” ujarnya dengan serius.

Penutupan: Taqwaddin menutup pertemuan dengan tegas, “Kita harus berkolaborasi untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran di Aceh. ICMI punya tanggung jawab moral untuk ikut serta dalam pembangunan Aceh yang lebih baik.” [dp]