Berita  

MIN 5 Banda Aceh Kejar Target Adiwiyata Mandiri

Suasana rapat Komite Sekolah MIN 5 Banda Aceh | Foto Ashenk

DONYAPOST, Banda Aceh – Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 5 Banda Aceh di Ulee Kareng menerima 150 siswa baru untuk tahun ajaran 2025/2026. Target sekolah pada tahun ini adalah meraih Adiwiyata Mandiri.

Kepala Sekolah MIN 5 Banda Aceh, Zuriati, S.Ag., M.Pd, mengungkapkan, tahun ini, lebih dari 200 calon siswa mendaftar, dan hanya sekitar 150 yang berhasil lulus tes, ditambah dengan penerimaan melalui jalur prestasi.

“Selamat bagi orang tua yang anaknya lulus. Ini adalah pencapaian besar, karena mereka berhasil mengalahkan banyak pesaing untuk masuk ke MIN 5 Banda Aceh,” ujar Zuriati dalam acara pertemuan dengan Komite Sekolah pada Rabu (30/4/2025).

“Kami terus berusaha menjaga lingkungan dan memenuhi harapan masyarakat. Dukung kami agar MIN 5 Banda Aceh bisa terus maju,” tambah Zuriati.

Zuriati menegaskan, meski tantangan semakin besar, MIN 5 tetap berkomitmen untuk menjaga kualitas pendidikan, termasuk dengan mempertahankan predikat Madrasah Adiwiyata Nasional 2024 dan mengejar predikat Adiwiyata Mandiri serta Adiwiyata Asean.

Dia memaparkan, saat ini MIN 5 Banda Aceh punya 29 ruang kelas dan 59 staf pengajar, dan sekitar 882 siswa, termasuk yang baru lulus tahun ini.

Seiring dengan upaya lingkungan, MIN 5 Banda Aceh juga berhasil membangun laboratorium yang sebelumnya menjadi kendala besar.

Ketua Komite Sekolah, Samsul yang diwakili Anggota Ali, menjelaskan, sejak beberapa tahun lalu, sekolah terpaksa meminjam laboratorium dari sekolah lain untuk ujian. Namun, berkat kerjasama antara pihak sekolah dan wali murid, laboratorium baru kini sudah dapat digunakan mulai tahun ajaran 2025.

“Dulu, kami harus meminjam laboratorium dari sekolah lain, tapi sekarang, laboratorium sendiri sudah bisa difungsikan. Ini adalah hasil kerja keras dan kebersamaan antara orang tua dan sekolah,” ujar Ali.

Namun, pembangunan laboratorium ini bukan tanpa tantangan. Tanah yang digunakan oleh MIN 5 Banda Aceh adalah tanah wakaf, sehingga sulit untuk mengakses bantuan dari pemerintah. Walaupun sudah mendatangi berbagai pihak, termasuk Gubernur Aceh, Walikota, dan DPR, pihak sekolah tidak bisa mendapatkan bantuan dana karena status tanah tersebut.

“Bantuan dari pemerintah sulit didapat karena tanahnya wakaf. Tetapi, kami tetap bertekad membangun fasilitas ini untuk kemajuan pendidikan,” katanya.

Untuk itu, pihak sekolah berharap dukungan penuh dari wali murid agar MIN 5 Banda Aceh bisa terus berkembang dan memberi pendidikan terbaik bagi anak-anak.

Dengan komitmen yang kuat, Zuriati berharap sekolah ini tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga bisa meraih pengakuan internasional dalam kategori Adiwiyata.

Dengan semangat tinggi dan kerja sama yang solid, MIN 5 Banda Aceh siap menatap masa depan, mengejar Adiwiyata Mandiri, dan terus meningkatkan kualitas pendidikan yang ada.

Untuk diketahui, predikat Adiwiyata Mandiri adalah sebuah pengakuan tertinggi dalam program penghargaan lingkungan hidup bagi institusi pendidikan.