Indeks

Wakil Ketua DPRK Sebut Kampus Harus Jadi Agen Perubahan Sosial

Wakil Ketua DPRK Banda Aceh, Dr. Musriadi, M.Pd

DONYAPOST, Banda Aceh — Wakil Ketua DPRK Banda Aceh, Dr. Musriadi Aswad, MPd, mengharapkan agar kampus harus menjadi agen perubahan sosial di Aceh.

Hal itu ia sampaikan dalam orasi ilmiah di hadapan para peserta yudisium sarjana dan civitas akademika Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh, Rabu (26/2/2025).

“Saya ini adalah alumni di sini. Saya tumbuh dan berkembang di Universitas Serambi Mekkah. Saya belajar banyak hal, tentang makna hidup, menjaga persahabatan, dan terus menata hidup lebih baik,” ungkap Musriadi.

Sebagai alumni yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRK Banda Aceh, Musriadi merefleksikan peran universitas dalam membentuk karakter dirinya.

Menurutnya, kampus bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi juga membangun etika, karakter, serta jaringan sosial yang bermanfaat bagi kehidupan ke depan.

“Saya membuktikan, pengetahuan dan koneksi yang positif akan memberi dampak besar. Sebaliknya, memiliki pengetahuan tanpa koneksi yang baik, biasanya akan kalah dalam kompetisi,” tegas politisi PAN tersebut.

Ia juga menyoroti pentingnya pendekatan nilai-nilai agama dalam lingkungan akademik. Bagi Musriadi, universitas harus menjadi tempat yang menanamkan keseimbangan antara ilmu dan moralitas. Pendidikan tidak hanya bertujuan mencetak individu cerdas, tetapi juga membangun manusia yang berakhlak. “Ilmu harus digunakan untuk kepentingan umat dan kemajuan peradaban,” katanya.

Musriadi menyoroti tantangan moral yang kini dihadapi mahasiswa. Menurutnya, terjadi degradasi moral yang berakibat pada menurunnya nilai-nilai integritas, kejujuran, rasa hormat, dan kepedulian sosial. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pendidikan berbasis karakter sebagai prioritas utama dalam proses akademik di kampus.

“Saya tidak ingin menyalahkan siapa pun, tetapi ini kenyataan yang harus kita akui bersama. Pendidikan yang hanya menekankan kecerdasan akademik tanpa membangun moralitas tidak akan menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia nyata,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga memberikan tiga pesan penting kepada para mahasiswa untuk meningkatkan daya saing di era digital. Pertama, penguasaan internet dan literasi digital.

Ia menekankan bahwa internet bukan hanya sumber informasi, tetapi juga alat utama dalam komunikasi, pemasaran, penelitian, dan bisnis. Kedua, keterampilan berbicara di depan umum dan komunikasi yang efektif.

Menurutnya, public speaking menjadi faktor penting yang membedakan lulusan dalam dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat. Kemampuan menyampaikan ide secara jelas dan persuasif akan menjadi nilai tambah. Ketiga, fleksibilitas dan kemampuan adaptasi. Dunia kerja saat ini lebih banyak membutuhkan individu dengan kemampuan multitasking dan pemahaman luas di berbagai bidang.

Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan menjadi individu yang mampu beradaptasi dengan cepat dan berpikir lintas disiplin. Dalam konteks Aceh, Musriadi menyoroti peran kampus dalam menjaga moralitas mahasiswa.

Ia menegaskan bahwa Aceh memiliki keistimewaan dengan penerapan Syariat Islam, namun ironisnya masih dihadapkan pada permasalahan sosial seperti meningkatnya kasus LGBT, HIV/AIDS, dan peredaran narkoba.

“Aceh memiliki nilai-nilai keislaman yang kuat, tetapi apakah kita benar-benar memahami keistimewaan yang kita miliki? Jika ditanya, sering kali kita kesulitan memberikan jawaban yang jelas dan konkret,” ujarnya.

Menurutnya, kampus memiliki tanggung jawab besar dalam mencari solusi atas permasalahan sosial tersebut. Musriadi mendorong universitas, terutama USM, untuk lebih aktif melakukan kajian sosial dan penelitian terkait isu-isu yang berkembang di Aceh.

“Kampus harus menjadi pusat pemikiran yang tidak hanya mencetak ilmuwan, tetapi juga menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah dalam menangani permasalahan sosial dan moral di Aceh,” tegasnya.

Ia berharap, hasil penelitian dan kajian akademisi dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik dan ekonomi, tetapi juga pada penguatan karakter dan moralitas masyarakat.

“Dalam momentum ini, saya mengajak kita semua, baik mahasiswa, dosen, maupun orang tua, untuk bergandengan tangan membangun masa depan Aceh yang lebih baik.”

“Kampus harus menjadi pilar utama dalam membentuk generasi yang unggul secara intelektual, berkarakter kuat, dan peduli terhadap masyarakat. Kita harus mampu menjadi teladan yang baik bagi bangsa dan negara,” pungkas Musriadi.[dp]

Exit mobile version