DONYAPOST, Banda Aceh — Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar mengapresiasi inisiatif dari Ibu-Ibu KWT untuk memanfaatkan lahan yang terbatas menjadi lebih produktif. ProgramUrban Farming dianggap cukup potensial bila dikembangkan dengan baik.
Belum lama ini, Farid menghadiri panen tanaman sayur-mayur besama Komunitas Wanita Tani (KWT) Mandiri Tani di Gampong Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, baru-baru ini.
Menurut Farid, dengan terbatasnya lahan di Banda Aceh maka program Urban Farming merupakan salah satu alternatif kegiatan bagi KWT yang ada di gampong-gampong. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pangan di perkotaan, yang lahan pertaniannya semakin terbatas.
“Bisa dengan metode tanam vertikal, kebun komunal, atau hidroponik.” kata Farid Nyak Umar dalam bincang-bincang dengan donyapost.com, Sabtu (22/2/2025).
Ketua DPD PKS Banda Aceh ini mengatakan, tahun lalu, dirinya menginisiasi pelatihan Kelompok Wanita Tani (KWT) agar para ibu-ibu dapat meng-upgrade kapasitas atau skill terkait pertanian atau budidaya tanaman yang berdampak bagi ekonomi keluarga.
Menurut Farid, di tengah keterbatasan lahan pertanian di kota, para ibu-ibu dapat memanfaatkan lahan kecil di sekitar perkarangan rumahnya untuk dijadikan lahan produktif dengan berbagai tanamannya yang dapat diolah untuk kebutuhan internal maupun konsumtif.
“Terbatasnya lahan di kota bukan jadi halangan, namun ibu-ibu perlu berkreativitas dan produktif agar sektor pertanian di kota pun dapat tumbuh,” ujarnya.
Mantan Ketua DPRK Banda Aceh ini juga mengatakan, KWT merupakan wadah bagi ibu-ibu untuk mengelola dan mengekspresikan kreatifitas di bidang pertanian serta sarana memperoleh pengetahuan dan wawasan bagi anggota kelompok.
Farid juga mendorong para peserta pelatihan agar dapat meningkatkan pengetahuan tidak hanya fokus pada aspek budidaya saja, tapi juga penanganan pasca panen dan pengolahan hasil untuk meningkatkan nilai jual suatu produk yang memiliki value added (nilai tambah).
“Kita berharap setelah panen, ibu-ibu bisa mengolah hasil panen sayuran tersebut menjadi rendang sayuran, ataupun dapat diolah menjadi syrup dalam kemasan standar yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi,” papar Farid.
Oleh karena itu, tambah Farid, KWT Banna Tani ini juga harus menjadi pioner penggerak bagi kelompok tani yang ada di gampong-gampong kota Banda Aceh. Karena KWT ini memiliki peran sebagai kelas belajar, wahana kerjasama antar anggota KWT, serta unit produksi.
“Saya mengapresiasi atas terselenggaranya pelatihan ini, khususnya para ibu-ibu KWT yang bersungguh-sungguh menggali ilmu tentang pertanian yang nanti dapat diterapkan dan memberi pengaruh positif terhadap pembangunan kota Banda Aceh,” tutur Farid.
Ketua KWT Mandiri Tani Lampulo, Syafriani mengatakan, saat ini komunitasnya itu beranggota 20 orang dari kalangan ibu rumah tangga. Komunitas yang dipimpinnya itu sudah aktif sejak Juni 2024. Kata dia, ada beberapa jenis sayuran atau tanaman yang ditanam di kebun terdiri atas, kailan, bayam, kangkung, sawi, selada, tomat, cabe kecil, cabe hijau, jagung, daun sop, dan terong ungu.
Wanita yang akrab disapa Fani ini bersyukur Farid bersama isterinya Santi bisa hadir langsung pada panen sayuran KWT Mandiri Tani. “Semua sayur mayur ini kami jual dan ada juga dibagikan ke komunitas KWT,” kata dia.
Fani berharap, lahan subur yang dikelolanya itu dapat terus produktif sehingga lebih banyak tanaman lain yang dapat ditanam, seperti tanaman obat keluarga (toga)dan lain sebagainya. Ke depan KWT juga perlu diberikan pelatihan atau bimbingan dalam hal pengelolalaan lahan.
Keuchik Lampulo, Alta Zaini mengapresiasi kunjungan anggota DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar yang turun langsung ke gampongnya untuk melihat aktivitas warga yang memanfaatkan lahan kebunnya.
“Saya berterima kasih kepada Pak Farid yang sudah berkunjung ke kebun KWT di gampong kami Lampulo. Bagi kami beliau salah satu dewan yang aktif dan dekat warga gampong sekaligus penerus aspirasi warga ke parlemen,” tutur dia. [dp]