Puisi LK Ara: Tanah yang Lelah

LK Ara, penyair senior | Foto via lintas gayo

Tanah yang Lelah

Di negeri kaya, tanah luas,
Di balik gemerlap,
ada wajah suram,
Koruptor tertawa,
duduk di tahta emas bercahaya
Sementara rakyat merintih
dalam diam merana

Rakyat kecil berjalan
di bawah panas terik,
Di jalanan berdebu,
mereka bertanya,
“Mengapa nasib tak kunjung berubah,
Mengapa kemiskinan terus merundung jiwa?”

Para pemimpin duduk di kursi megah,
Membangun istana
dari darah dan air mata,
Janji-janji mengalir
seperti air di musim hujan,
Namun menguap
sebelum sampai ke tanah tiarap

Tanah ini lelah, tergores luka lama,
Di setiap sudut, jerit anak bangsa,

Wahai bumi, dengarlah tangis kami,
Teteskanlah hujan, beri kehidupan baru,
Kami ingin makan dari hasil jerih payah,
Bukan hanya angin janji berlalu berubah

Tanah ini lelah, tergores luka lama,
Di setiap sudut, jerit anak bangsa,

Dalam gelap malam,
di bawah sinar rembulan,
Rakyat terus berharap,
meski hampir hilang harapan,
Suatu saat nanti, akan ada perubahan,
Tanah ini akan bangkit,
penuh dengan kebenaran.

Tanah ini lelah, tergores luka lama,
Di setiap sudut, jerit anak bangsa,
Dengan piring kosong mereka bertahan,
Mencari harapan di antara puing-puing kemanusiaan.

Kalanareh, 2024