Membedah Puisi “Tanah yang Lelah” Karya LK Ara

Junaidi Bantasyam, budayawan | Foto tangkap layar

Oleh Junaidi Bantasyam

Puisi ” Tanah Yang Lelah”, karya L.K. Ara. Bercerita kondisi sosial dan politik suatu negara yang kaya namun mengalami kesenjangan sosial.

Seperti kehidupan mewah para penguasa dan penderitaan rakyat kecil. Para pemimpin yang korup dan tidak peduli pada rakyat. Rakyat yang terus tertindas dan menderita. Meskipun dalam kondisi sulit, rakyat tetap berharap akan ada perubahan yang lebih baik.

Dalam puisi ini, Penyair menggunakan imaji yang sangat kuat untuk menggambarkan kondisi yang menyedihkan, seperti “wajah suram”, “koruptor tertawa”, “rakyat merintih”, “jalanan berdebu”, dan “istana dari darah dan air mata”.

Bahasa yang digunakan memang sederhana namun efektif untuk menyampaikan pesan yang mendalam.

Pengulangan kata “tanah yang lelah” dan “jerit anak bangsa” semakin menegaskan penderitaan yang dialami rakyat.

Nada puisi kelihatan sangat kritis terhadap kondisi yang ada. Penyair tidak ragu-ragu untuk menuding para pemimpin yang korup dan tidak menjalankan tugasnya dengan baik.

Namun di balik semua penderitaan. Ada terdapat secercah harapan bahwa suatu saat nanti akan tiba perubahan.

Puisi ini merupakan cerminan dari realitas sosial yang sering kita temui. Penyair ingin menyadarkan kita akan pentingnya keadilan, kejujuran, dan kepedulian terhadap sesama. Puisi ini juga mengajak kita untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah dalam memperjuangkan hak-hak kita.

Pesan yang Ingin Sampaikan cukup logika. Mengharapkan adanya perubahan. Juga masyarakat harus berani bersuara dan menuntut perubahan.

Di sektor kepemimpinan dituntut keteladanan. Pemimpin harus benar-benar mengabdi kepada rakyat dan tidak korup.

Begitu juga dalam hal keadilan sosial, harus berani ditegakkan. Karena semua warga negara berhak mendapatkan kehidupan yang layak.

Puisi ini sangat relevan dengan kondisi saat ini, di mana masalah kesenjangan sosial, korupsi, dan ketidakadilan masih menjadi persoalan yang serius di banyak negara.

Puisi ini menjadi pengingat bagi kita untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Kesimpulan:
Puisi “Tanah yang Lelah” adalah karya sastra yang sangat bermakna dan relevan dengan kondisi sosial saat ini. Puisi ini mengajak kita untuk merenung dan mengambil tindakan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik.

Selamat dan terima kasih. puisinya sangat sangat apresiatif,L.K. Ara.