Sanusi Hasyim, Murid Cerdas yang Kembali ke Montasik Untuk Aceh Besar

Sanusi Hasyim diapit Lukman CM dan gurunya Bu Nurmala | Foto tim MBS

DONYAPOST, Jantho – Ada yang beda pada saat kampanye dialogis pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Besar, Musannif Bersama Sanusi (MBS) belum lama ini. Dalam suasan penuh haru, Nurmala berlinang air mata. Dia seorang pensiunan guru SD Negeri Aneuk Batee.

Kendati dalam keadaan uzur, sang guru tetap berupaya keras hadir di acara kampanye MBS. Ada satu magnet yang menari Nurmala ke sini. Itu menjadi momen nostalgia antara guru – murid. Pada acara peusijuk posko pemenangan MBS di Lampaseh Krueng, Montasik, itu Nurmala bertemu kembali dengan salah satu murid cerdasnya, Sanusi Hasyim.

Sanusi Hasyim itu, kini mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Aceh Besar periode 2025-2029. Sanusi menyambut hangat Nurmala yang malam itu mengenakan hijab hijau dan pakaian hitam bermotif bunga. Saat Sanusi menghampiri gurunya di hadapan para pendukung, Sanusi dengan penuh rasa hormat bertanya, “Bagaimana Bu, apakah murid ibu ini masih seperti dulu?”

Senyuman hangat mengiringi jawaban Bu Nurmala. “Sanusi ini memang sejak kecil sudah pintar dan cerdas,” ungkapnya yang disambut tepuk tangan riuh dari para hadirin.

Sanusi kecil lahir di Desa Aneuk Batee, Sibreh, Aceh Besar pada 9 November 1967. Ia dikenal sebagai siswa yang menonjol di SD Aneuk Batee Sibreh sebelum melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri-3 Banda Aceh dan SMA Negeri – 3 Banda Aceh.

Ia menyelesaikan pendidikan S1-nya di Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala dan S2-nya di Universitas Sumatera Utara, sebelum meniti karier di dunia teknik dan manajemen, termasuk sebagai General Manager di PT Waskita Beton Precast Tbk.

Bagi Sanusi, momen reuni dengan Bu Nurmala bukan hanya sekadar nostalgia. Bu Nurmala juga menggarisbawahi kecerdasan Sanusi yang sudah terlihat sejak kecil. Ini menjadi salah satu restu sang guru serta penegasan kesiapan Sanusi untuk mengemban amanah sebagai pemimpin di Aceh Besar.

Montasik di Hati

Kampanye tersebut juga mengungkapkan kecintaan Sanusi Hasyim kepada tanah kelahirannya, “Montasik selalu ada di hati saya. Nama Warung Kopi “MountesKupi Cafe” adalah salah satu cara saya membawa nama baik kampung halaman ke kancah nasional. Ini adalah wujud kecil dari kecintaan saya kepada tanah kelahiran,” ujar Sanusi dengan penuh kebanggaan.

Warkop MountesKupi Cafe, yang didirikan Sanusi di Jakarta, menjadi simbol kebanggaannya terhadap kampung halaman dan identitas kulturalnya. Tempat tersebut bukan hanya sekadar kedai kopi, tetapi juga menjadi ruang bagi para perantau asal Aceh, terutama Montasik, Sibreh dan Aceh Besar serta Banda Aceh untuk berkumpul, berbagi cerita, dan menjaga tradisi Aceh di perantauan.

Sanusi menambahkan, meskipun Montasik menjadi basis calon lain dalam Pemilihan Bupati Aceh Besar 2024, ia optimistis masyarakat akan melihat kesungguhan dan kecintaannya dalam membangun kampung halaman. Dukungan luas dari berbagai kalangan, seperti ulama, pengusaha, akademisi, hingga masyarakat akar rumput, menjadi kekuatan utama di balik keyakinannya.

“Montasik adalah kampung halaman saya. Saya tahu ada calon lain di sini, tetapi saya optimis masyarakat Montasik akan melihat kesungguhan saya dalam membangun Aceh Besar,” ungkap dia.

Kampanye yang tak sekadar soal kemenangan politik, tetapi juga komitmen jangka panjang terhadap pembangunan, menjadi landasan utama Sanusi. Dukungan masyarakat dan para tokoh lintas profesi semakin memperkuat keyakinannya bahwa perubahan positif bagi Montasik dan Aceh Besar bisa terwujud.

“Kemenangan bagi Musannif Bersama Sanusi (MBS) adalah soal menjaga amanah dan mewujudkan kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat Aceh Besar.” tegas Sanusi. [dp]