DONYAPOST, Banda Aceh — Pengamat politik sekaligus akademisi Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. TM. Jamil, M.Si, memastikan tak ada calon yang “bermutu” dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Aceh. Pilihannya nanti akan ditentukan oleh moralitas politik rakyat serta restu dari Jakarta.
TM Jamil mengatakan, meskipun para calon belum ada yang final karena masih menanti “nasib baik” dari parpol yang dilamar, tapi dalam pengamatan dirinya dapat dipastikan tidak ada calon yang bermutu.
“Apalagi merasa diri sebagai pahlawan atau pejuang bagi Aceh. Kita terpaksa dan harus realistik dengan siapapun calon yang lolos verifikasi KIP nanti,” sebut dia kepada media, Senin (19/8/2024).
Dikatakan, khusus untuk calon Gubernur Aceh mungkin hanya ada dua atau tiga pasangan: Muallem, Bustami dan Nazar. “Itupun masih dinamis. Dari 3 atau 4 calon itu, tentu Bustami lebih bernilai plus, jika dilihat dari pengalaman pemerintahan,” sebut dia.
“Muallem plusnya punya partai dan sayap pejuang yang kuat, sedangkan kemampuan manajerial birokrat masih jauh dari harapan. Tentu penilaian ini, boleh saja bersifat subyektif. Namun biarlah rakyat yang berpikir rasional menilai sendiri. Asal jangan membenci karena tak dipuji,”
Kemudian, sambung TM Jamil, jika ditanya siapa orang atau calon yang lebih berpeluang? Jawabannya sangat ditentukan oleh antropologis dan moralitas politik rakyat Aceh saat ini. “Hampir 80℅ dari pemilih rakyat Aceh saat ini adalah money politic alias memilih karena diberikan uang. 15 ℅ memilih karena hubungan emosional dan rasional,” ungkap dia.
Selebihnya, memilih karena awam alias asal memilih saja. “Jadi siapa yang mau menang harus siap dengan uang, serangan fajar, dan kerja timses. Meski yang sering terjadi timnya yang sukses, sedangkan calonnya kalah alias “meusumpom”,” tutur akademisi USK ini.
Kata dia, kemudian lagi dukungan pusat juga sangat menentukan. “Jika pusat all in dan serius mendukung Muallem, maka pasangan lain harus siap untuk kalah dan kecewa. Ini semua hanya prediksi dengan akal sehat,” tutup dia.