DONYAPOST, Banda Aceh — Suraiya, mahasiswa program doktor Pendidikan Agama Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh, meraih gelar doktor ke-295 dari Pascasarjana UIN Ar-Raniry.
Gelar tersebut diperolehnya setelah mengikuti sidang promosi doktor yang berlangsung di Aula Lantai III, Gedung Pascasarjana kampus tersebut, Jumat (28/2024).
Dalam disertasinya yang berjudul “Konsep Fitrah Menurut Harry Santosa: Suatu Alternatif Konsep Pendidikan Islam Berbasis Fitrah Syamilah”, Suraiya mengkaji konsep pendidikan Islam berbasis fitrah yang dipelopori oleh Harry Santosa.
Sidang promosi doktor ini dipimpin oleh Prof Eka Srimulyani MA PhD, dengan Dr Silahuddin MAg sebagai sekretaris. Bertindak sebagai penguji internal yaitu Prof Dr Warul Walidin AK MA, Prof Dr Syamsul Rijal MAg dan Dr Ismail Anshari MA. Sementara penguji eksternal hadir Dr Basri Ibrahim MA dari IAIN Langsa.
Prof Dr Muhammad AR, MEd bertindak sebagai promotor pertama dan Dr Salami, MA sebagai promotor kedua.
Suraiya, dosen prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh, dalam disertasinya menjelaskan bahwa pendidikan adalah elemen penting dalam peradaban dan penjaga Islam.
“Jika pendidikan dilalaikan oleh negara, akan lahir generasi yang lepas dari pemahaman ideologi Islam,” kata Suraiya, mengutip Syekh Taqiyuddin An-Nabhani. Oleh karena itu, diperlukan rumusan konsep pendidikan yang sesuai dengan Islam, salah satunya adalah konsep pendidikan berdasarkan fitrah (sifat dasar) manusia.
Dalam penelitiannya, Suraiya menyebutkan bahwa Harry Santosa memandang fitrah sebagai konsep yang terkait dengan tujuan penciptaan, tugas, dan visi manusia.
Menurut alumnus magister Pendidikan Bahasa Inggris USK mengatakan bahwa Fitrah tidak hanya merujuk pada manusia, tetapi juga meliputi fitrah alam, fitrah kehidupan, dan fitrah munazzalah (al-Quran). Santosa meyakini bahwa Allah telah menginstal potensi dalam diri manusia untuk menjalankan tugasnya di muka bumi.
Lebih lanjut, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa pendidikan berbasis fitrah menurut Harry Santosa bersifat inside-out, dengan pendekatan menemani anak, menyadarkan dan membangkitkan potensi, memanfaatkan momen, dan merancang program sesuai keunikan anak. Tujuannya adalah memastikan setiap anak tumbuh sempurna dan siap memikul beban syariah saat aqil baligh.
Suraiya menyoroti beberapa keunggulan konsep pendidikan berbasis fitrah Harry Santosa, di antaranya adalah bersifat komprehensif dan terintegrasi dari semua jenis fitrah, menjawab pertanyaan filosofis tentang tujuan keberadaan manusia di bumi, sederhana namun menyeluruh, kembali ke hakikat pola asuh yang sebenarnya, menumbuhkan dan merawat potensi dalam diri anak, dapat dijalankan di rumah untuk mengembangkan fitrah keayah-bundaan, dan menekankan pentingnya pendidikan berdasarkan fitrah anak.
Konsep fitrah menurut Santosa bersifat komprehensif dan positif. Pendidikan Islam berbasis fitrah menurutnya bersifat inside-out karena fitrah dianggap positif.
Keunggulan konsep ini antara lain menyeluruh, terintegrasi, holistik, dan menjawab pertanyaan filosofis tentang tujuan keberadaan manusia di bumi, serta kembali ke hakikat pola asuh yang sebenarnya.