DONYAPOST, Banda Aceh — Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) mendatangkan Jurnalis Investigasi sekaligus Pendiri Rumah Film Watchdoc, Dandhy Dwi Laksono, dalam kegiatan diskusi dan sharing pengalaman pembuatan film dokumenter investigasi pada Jumat, (24/5/24) di Banda Aceh.
Di awal diskusi ini, Dhandy menyampaikan bahwa salah satu aspek penting dalam pembuatan film investigasi adalah melakukan riset mendalam.
“Riset adalah langkah yang paling krusial. Karena dengan riset, akan memperkecil gap antara keinginan dan harapan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan sebelum memproduksi film dokumenter, sebaiknya sudah ada hipotesis yang dibentuk. Dengan begitu, keamanan pasca-penayangan film tidak lagi perlu dikhawatirkan karena data yang diperoleh sudah baik, faktual, dan kredibel.
Lebih lanjut, ia mengingatkan agar jurnalis yang ingin memproduksi film dokumenter investigasi tidak bertujuan untuk meraih viral atau jumlah penonton yang banyak.
Baginya, penting agar film investigasi yang diproduksi dapat menjadi referensi dan terus dibicarakan oleh masyarakat.
“Jangan mulai dengan niat viral, tapi buat karya timeless yang terus dibicarakan banyak orang. Kalau viral, itu bonus,” ujarnya.
Selain itu, Dhandy juga menyampaikan penggarapan film dokumenter investigasi merupakan kerja kolaboratif. Tidak bisa dilakukan hanya sendirian.
Alasannya, penggarapannya membutuhkan banyak data. Untuk mengolah data itu perlu bantuan para pakar dibidangnya.
“Untuk membuat film dokumenter investigasi itu bukan berarti jurnalis harus bisa menguasai semua materinya. Jurnalis harus mencari para expert lain, cari sebanyak mungkin kolaborator,” katanya.
Koordinator FJL, Munandar, mengucapkan terima kasih atas kedatangan sutradara film Sexy Killers ini karena telah berbagi pengalaman pemroduksian film dokumenter investigasi.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, jika ada pemateri foto, video maupun penulis tingkat nasional yang sedang berada di Aceh kita minta untuk menyempatkan waktunya untuk berdiskusi dan sharing pengalamannya baik kepada anggota FJL Aceh maupun siswa sekolah jurnalis lingkungan.”
“Kali ini ada mas Dandhy, jauh-jauh hari sudah kita coba komunikasikan agar beliau bisa datang, dan Alhamdulillah beliau bersedia,” kata Munandar.
Munandar berharap kegiatan sharing session pengalaman membuat film dokumenter investigasi semakin menambah pengetahuan dan motivasi.
“Mas Dandhy salah satu sosok yang memiliki segudang ilmu dalam hal investigasi dokumenter, jadi diharapkan teman-teman yang hadir bisa belajar banyak dari beliau,” pungkasnya.