DONYAPOST, Banda Aceh — Belasan warga yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Daerah Modal (Kasdam) Bergerak, menolak segala bentuk Pemilihan Umum curang di Indonesia. Mereka juga menuntut penjahat demokrasi untuk diadili.
Aksi massa Kesdam Bergerak ini berlanhgsung di bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Rabu (20/3/2024). Sebelum memalui aksi damai di bundaran Simpang 5, Koordinator Aksi Yusuf Al-qardhawy sudah mewanti-wanti, yang mereka lakukan damai dan sesuai konstitusi.
Puluhan pendemo yang umumnya perempuan baya membawa banyak poster, spanduk yang yang berisi penolakan Pemilu curang di Indonesia dan kedzaliman pemimpin. Di antara tulisan tersebut adalah, jaga NKRI dari bandit demokrasi, lengserkan Jokowi, adili penjahat demokrasi.
Lalu ada, tangkap semua pelaku pemilu curang, audit 497 T dana bansos, dan beberapa poster kritis lainnya.
Dalam orasinya Yusuf Al-qardhawy, mengatakan, Pemilu 2024 menjadi terburuk dalam sejarah demokrasi. Sebab, berbagai bentuk dugaan kecurangan dan pelanggaran terlihat di depan mata, semata-mata untuk memenangkan salah satu Pasangan Calon (Paslon).
Karena itu, sambung Yusuf, mereka menolak segala bentuk intervensi penguasa dalam proses dan penentuan pemenang calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2024. Kesdam Bergerak juga menolak segala hasil Pilpres tahun 2024.
Pada kesempatan itu, koordinator aksi ini juga menyinggung keseriusan penyelenggara Pemilu. Mereka meminta semua yang terlibat untuk diproses serta diadili sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sementara salah seorang orator Ismadi, menyebutkan, salah satu kecurangan yakni hasil Pemilu 2024 diinput melalui Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Pemilu curang, sangat-sangat curang,” tukas dia lagi. Ia menilai ada permainan dalam perhitungan suara melalui aplikasi tersebut.
Pada sisi lain, ia tak permasalahkan siapapun presidennya asal jangan pemilu curang.